Ibn
al-Nafis
Ala-al-din abu Al-Hassan Ali ibn Abi-Hazm al-Qarshi
al-Dimashqi yang biasa dipanggil
sebagai Ibn al-Nafis adalah
dokter Arab yang secara luas terkenal karena menjadi orang pertama di dunia
yang menggambarkan tentang sirkulasi darah dalam paru-paru.
A.
Riwayat
Hidup dan Pendidikannya
Ibn al-Nafis lahir di Damaskus pada
tahun 1213 M. Namun tidak ditemukan penjelasan tentang di Damaskus daerah
mana ia lahir dan dari keluarga siapa. Hanya dikatakan bahwa ia belajar di
Perguruan Tinggi Medis Bimaristan an-Noori Damaskus. Juga tidak ditemukan
siapa saja yang menjadi guru Ibn
al-Nafis di perguruan itu. Tetapi, sana Ibn al-Nafis belajar
tentang kedokteran dan ilmu obat. Tetapi dalam sejarah keilmuannya Ibn al-Nafis tidak hanya
terkenal sebagai dokter semata. Ia juga dianggap ahli dalam ilmu hukum, sastra
dan teologi. Kelak ia dianggap sebagai salah seorang ahli dalam fiqih Syafi’iah
dan dokter kenamaan.
Pada tahun 1236
M, Al-Nafis pindah ke Mesir. Di sana ia bekerja di Rumah Sakit Al-Nassri.
Tidak lama kemudian ia pindah bekerja di Rumah Sakit Al-Mansouri, di mana ia
diangkat menjadi menjadi kepala dokter. Selain di rumah sakit itu, Ibn al-Nafis juga membuka praktik
pengobatan secara pribadi di klinik kecil di rumahnya. Di rumah sakit itu
dan di rumahnya inilah Ibn al-Nafis mengadakan
beragam penelitian sedemikian sehingga banyak hal dari hasilnya dimanfaatkan
oleh para dokter setelahnya dan dijadikan panduan belajar oleh para ahli
kesehatan baik di Timur sendiri maupun kelak di Barat.
Ibn al-Nafis meninggal pada 1288 M.
Tidak ada penjelasan apakah ia meninggal di Mesir atau di Damaskus. Tetapi
lebih banyak orang percaya bahwa ia meninggal di Mesir, karena sebelum
meninggal, Ibn al-Nafis
mewasiatkan agar rumahnya, perpustakaan dan klinik pribadinya yang digunakan
selama ia hidup di Mesir supaya disumbangkan kepada Rumah Sakit Mansuriya.
B.
Pemikiran
dan Hasil Penelitiannya
Pada abad ke-17
atau abad ke-18, karya medis Ibn
al-Nafis disalin dan dibukukan di India. Yang paling terkenal di
antara karyanya adalah buku Al-Shamil fi al-Tibb, sebuah buku yang
direncanakan untuk menjadi sebuah karya ensiklopedia. Buku itu terdiri dari 300
volume. Rencana untuk membuatnya sebagai ensiklopedia tidak kesampaian, karena
sebelum buku itu rampung dituliskan, Ibn
al-Nafis telah menghembuskan nafas terakhirnya. Naskah Al-Shamil
fi al-Tibb kini ada di Damaskus.
Jika Al-Shamil
fi al-Tibb merupakan sebuah
ensiklopedia, Mujaz al-Qanun (Ringkasan Hukum) yang menjelaskan seluk beluk oftalmologi
(penyakit mata) adalah buku ringkasan hasil penelitiannya yang darinya Ibn al-Nafis dikenal sebagai
salah seorang dokter yang berkontribusi besar terhadap oftalmologi. Kontribusi
besar Ibn al-Nafis lainnya
terdapat dalam Kitab al-Mkhtar fi
al-Aghdhiya. Buku itu jua merangkum hasil penelitian Ibn al-Nafis seputar efek diet
terhadap kesehatan tubuh.
Selain
kitab-kitab yang murni merangkum pemikiran dan hasil penelitiannya tersebut, Ibn al-Nafis juga menerbitkan
beberapa risalah yang berisi komentar-komentarnya terhadap buku Hippocrates,
buku Ibn Sina dan buku Hunayn Ibn Ishaq tentang beragam topik dari ilmu hukum
dan kedokteran. Menariknya, rupanya Ibn
al-Nafis tidak hanya menerbitkan buku-buku ilmiah. Ia juga menulis
sebuah prosa yang berjudul Al-Risalah al-Kamiliyyah fil Siera al-Nabawiyyah yang diterjemahkan di Barat
dengan judul Theologus Autodidactus.
Para peneliti karya itu berpendapat bahwa Ibn al-Nafis merupakan pengarang fiksi ilmiah pertama di
dunia. Prosa itu juga dianggap membawa perspektif teologi baru.
Pada tahun
1924, seorang dokter dari Mesir, Muhyi Al-Din Altawi, menemukan naskah Ibn al-Nafis yang berjudul Commentary on Anatomi for Avicenna Canon
di Perpustaaan Prusia Berlin Jerman saat ia mempelajari sejarah kedokteran Arab
di Fakultas Kedokteran Universitas Albert Ludwig Jerman. Isi naskah itu
mencakup topik anatomi, patologi dan fisiologi paru-paru yang diulas secara
rinci. Hal ini menandai bahwa Ibn
al-Nafis merupakan orang pertama di dunia yang mendeskripsikan
paru-paru.
Teori tentang
kinerja jantung pertama sebelum kehadiran Ibn al-Nafis adalah teori yang ditemukan oleh
Galen. Galen menyatakan bahwa darah mencapai sisi kanan jantung bergerak
melalui pori-pori tak terlihat di septum jantung. Gerakan yang bercampur udara
itu diteruskan ke sisi kiri jantung sedemikian sehingga kemudian darah
didistribusikan ke tubuh. Menurut pandangan Galen, sistem vena merupakan
bagian yang terpisah dari sistem arteri, kecuali ketika keduanya mengadakan
kontak melalui pori-pori tak terlihat itu.
Berdasarkan
penelitiannya terhadap anatomi jantung, Ibn
al-Nafis berkata dalam Commentary
on Anatomi for Avicenna Canon: “Darah
dari bilik kanan jantung mesti dialirkan ke bilik kiri jantung, tetapi tidak
ada jalur langsung antara mereka. Sekat tipis pada jantung tidak berlubang dan
tidak memiliki pori-pori terlihat sebagaimana menurut beberapa pemikir atau
pori-pori terlihat sebagai yang dipikirkan oleh Galen. Darah dari bilik kanan
harus mengalir dan menyebar melalui vena arteriosa (arteri pulmonalis) ke
paru-paru di mana penyebarannya berbaur dengan udara, melewati arteria venosa
(vena paru-paru) dan menuju ke bilik kiri jantung sedemikian sehingga membentuk
semangat penting bagi seseorang...”
Di buku lain
dalam bukunya Ibn al-Nafis juga
menulis: “Jantung hanya memiliki dua
ventrikel... dan antara keduanya sama sekali tidak ada jalur diseksi terbuka.
Adalah bohong bila mereka mengatakan diseksi itu ada, yaitu septum antara dua
bilik jantung yang lebih tebal daripada di organ lain. Manfaat darah ini (yang
ada di rongga kanan) naik ke paru-paru, bercampur dengan udara yang ada di
paru-paru, kemudian melewati arteria venosa ke bilik kiri dari dua rongga
jantung dan campuran itu yang membuat hewan bergerak.”
Dalam
menggambarkan anatomi paru-paru Ibn
al-Nafis mengatakan: “Paru-paru
terdiri dari bagian-bagian, pertama adalah bronkus, kedua adalah cabang-cabang
arteria venosa, dan ketiga cabang-cabang vena arteriosa yang kesemuanya
dihubungkan oleh daging berpori-pori longgar.”
Ibn al-Nafis menambahkan: “Kebutuhan paru-paru terhadap arteriosa vena
adalah untuk mengangkut darah yang diencerkan dan dihangatkan oleh jantung,
sehingga apa yang merembes melalui pori-pori cabang pembuluh menuju alveoli
pada paru-paru dapat bercampur dengan udara yang ada di dalamnya, sehingga
komposit yang dihasilkan kemudian menjadi nafas, ketika pencampuran ini
berlangsung di bilik kiri jantung. Campuran dibawa ke bilik kiri arteria
venosa.”
Ibn al-Nafis juga mendalilkan bahwa
nutrisi bagi jantung diekstrak dari arteri koroner, seperti yang dinyatakannya:
“Lagi-nya pernyataan (Avicenna) bahwa darah yang ada di sisi kanan adalah untuk
menyehatkan jantung tidak benar sama sekali. Makanan jantung adalah dari darah
yang melewati pembuluh yang menembus tubuh jantung.”
No comments:
Post a Comment