Timur Lenk
Sang Penakluk Pincang
dari Mongol yang Beragama Islam
Timur Lenk dilahirkan di Kesh (kini
bernama Shahr I Sabz atau “Kota Hijau”) yang terletak di selatan kota Samarkand
di Uzbekistan. Ia adalah anak dari Teragai yang merupakan ketua suku Barlas.
Dia juga cicit dari Karachar Nevian yang dulu adalah menteri dari Chagatai
Khan, anak Jenghis Khan sekaligus menjadi komandan tempurnya. Karachar terkenal
sebagai keluarga yang pertama memeluk agama Islam di orang-orang Mongol.
Timur Lenk
mempunyai arti “ si Pincang Timur”, yang memang disebutkan untuk Timur Lenk
karena kakinya yang sebelah kiri cacat dan pincang. Ada yang mengatakan kecacatan
dia sudah sejak lahir, ada pula yang mengatakan bahwa dia cacat saat bertempur
dan ada yang mengatakan Timur Lenk cacat saat menggembalakan kambingnya.
Membuat Dinasti
Timurid
Namun,
cacatnya kaki tidak mempengaruhi pertumbuhan Timur Lenk, dia berkembang menjadi
pemuda yang berbakat. Dia memulai kariernya di militer dengan bergabung pada
tentara lokal milik Amir Husein. Pada tahun1360 M, Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur
dan dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari
ancaman Tughlaq Timur Khan penguasa Dinasti Chagatai.
Ketangguhan dan kehebatannya
membuat penguasa Dinasti Chagatai terkesan. Tuglaq lalu menawarkan sebuah
jabatan kepada Timur menjadi pembantu utama Ilyas (wazir) Gubernur Samarkand dan
Timur pun menerima tawaran itu. Namun, bersama Amir Husein, Timur lalu
melakukan pemberontakan dan mengalahkan pasukan Tuglaq Timur Khan hingga
membuat Dinasti Chagatai terjungkal.
Timur Lenk dikenal juga sebagai
orang yang ambisius dalam bidang militer. Hal itu sangat terlihat ketika ia
juga menyerang Amir Husein yang telah lama menjadi sekutunya. Setelah peristiwa
itu dia berhasil mendirikan Dinasti timurid yang berpusat di Samarkand pada
tanggal 10 April 1370. Dia pun berkuasa selama 35 tahun yaitu dari tahun 1370
sampai tahun 1405.
Dia mendapat dukungan dari umat
Islam terutama para ulama Syaikh al-Islam serta para pemimpin tarikat yang
berpengaruh. Bahkan para pemimpin ulama dan beberapa pemimpin Tarikat juga ikut
dalam pemerintahan Dinasti Timurid. Hal itu karena Timur Lenk memang memberi
perhatian besar dalam penyebaran agama Islam. Bahkan beberapa ulama kerap
mendampingi Timur Lenk saat melakukan invasi-invasi sebagai penasehat.
Invasi Timur Lenk
Timur menghabiskan waktunya selama
35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang
loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan
kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah Barat dan Baratlaut meliputi Mongol,
Laut Kaspia, Ural, dan Volga.Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan
barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karballa,
dan Irak Utara. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti
lain berhasil dikuasai Timur. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur
adalah Tokhtamysh.
Timur Lenk melakukan penaklukan
daerah Khawarizmi dan Jata dan berhasil menguasainya pada tahun 1380 M. Untuk menaklukkannya Timur harus
melalui pertempuran panjang selama 10 tahun. Dengan rentan waktu antara1381 M -1382 M, Timur sudah
menaklukkan wilayah kekuasaan Kerajaan Persia seperti Herat, Masyhad, Sabzavar,
Astarabad, Mazandaran, dan Sistan.
Pada tahun 1382 M, pasukan Timur berhasil membantu Tokhtamysh untuk
menundukkan Moskow. Pasukan Tokhtamysh yang dibantunya ternyata balik menyerang
pasukan Timur dan menginvasi Azerbaijan pada 1385 M. Dalam sebuah pertempuran yang dahsyat, kekuatan Tokhtamysh
akhirnya berakhir dipatahkan. Guna menghadapi pasukan lawannya itu, Timur
memimpin tak kurang dari 100 ribu pasukan yang menempuh perjalanan
beratus-ratus mil.
Pada 1398 M, Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke India. Ia
mendengar terjadi perang sipil di wilayah India. Saat itu, di India terdapat
kerajaan Islam bernama Dinasti Tughlaq yang dipimpin Sultan Nashirudin Mahmud.
Timur mendengar Sultan Delhi Muslim itu terlalu toleran dan bersikap lemah
terhadap masyarakat Hindu. Timur lalu memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan
Sultan Delhi. Pasukannya melintasi Sungai Indus di Attock pada 24 September 1398 M. Pasukan Sultan
dengan mudah dikalahkan pada 17
Desember 1398 M. Dia menuliskan penaklukannya di India dalam Tuzuk-Timuri.
Sayangnya, penaklukan Delhi itu
diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur.
Dia meninggalkan Delhi pada Januari
1399 M. Menurut Ruy Gonzales de Clavijo, Timur membawa 90 ekor gajah
dari Delhi untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun
masjid di Samarkand. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah Masjid
Bibi-Khanym. Setelah itu, dia berperang dengan Yildirim Bayezid I, Sulthan
Kerajaan Utsmani, dan sulthan Mamluk dari Mesir. Pada 1400 M, Timur menyerbu Armenia dan Georgia. Setahun kemudian, dia
menginvasi Baghdad. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup
usia pada 19 Februari 1405 M
saat melakukan pertempuran melawan Dinasti Ming.
No comments:
Post a Comment