• GOEDANG BIOGRAFI

    Monday, May 9, 2016

    Biografi dan pemikiran Jeremy Bentham



    Jeremy Bentham 

     

    Jeremy Bentham, putra seorang pengacara, lahir di London pada tahun 1748. Sebagai seorang cendekiawan yang brilian, Bentham masuk Queen College, Oxford, pada umur dua belas dan diterima di Lincoln Inn pada usia lima belas tahun., Boleh dikatakan bahwa ketika masih kecil ia adalah seorang anak ajaib. Betapa tidak, ketika masih anak-anak dia sudah mulai membaca buku tentang sejarah bangsa Inggris.  Bahkan, dia mulai mempelajari bahasa Latin  semenjak berumur tiga tahun.
    Namun demikian, Bentham adalah seorang lelaki pemalu yang tidak suka berpidato di depan publik. Karena itu ia memutuskan untuk meninggalkan Lincoln Inn dan berkonsentrasi menulis. Bentham menghasilkan serangkaian buku tentang filsafat, ekonomi, dan politik.
    Bentham meninggal di London, 6 Juni 1832 dengan meninggalkan rumah besar yang digunakan untuk membiayai Newly University College, London, dan meninggalkan puluhan ribu halaman, di antaranya berupa sketsa, yang direncanakan untuk diterbitkan.
    Pemikiran filsafat Bentham sangat terpengaruh oleh filsuf Prancis sebelum revolusi. Bentham mengembangkan gagasan mereka lebih lanjut, yang kelak di kemudian hari mempengaruhi sosialisme di Inggris pada abad 19. Bentham beserta para pengikutnya adalah para freethinker, yakni pemikir bebas yang tidak mempercayai agama, lagi pula para freethinker tidak diperkenankan masuk ke Universitas Oxford maupun Cambridge. Maka mereka mendirikan universitas baru, yakni University College London, yang berdiri pada tahun 1826.
    Ketika asyik mendalami dan mempelajari ilmu hukum, Bentham merasa kecewa terhadap praktik hukum pada saat itu. Maka ia memutuskan untuk mulai menulis pemikiran-pemikirannya  dan kritiknya terhadap praktik hukum pada saat itu. Dia juga menuliskan pendapatnya untuk meningkatkan kualitas hukum. Salah satu tulisannya yaitu Handbook of Political Fallacies, ditulis pada tahun 1824. Dalam buku ini dijelaskan tentang logika dan retorika dalam debat politik. Pemikiran Bentham yang sangat terkenal adalah “Greatest happiness principle “.
    Bentham adalah penganut mazhab Utilitarianisme atau kemanfaatan, yakni cara untuk menunjukkan sesuatu yang paling utama bagi manusia.  Menurut Bentham, kewajiban moral hendaknya menghasilkan kebahagiaan sebanyak mungkin pada sejumlah besar orang, yakni kebahagiaan yang diukur dengan adanya kenikmatan dan berkurangnya penderitaan, atau dengan kata lain menghasilkan manfaat. Bentham menjelaskan, “Yang dimaksud dengan prinsip manfaat adalah prinsip yang menyetujui atau tidak menyetujui setiap tindakan apa saja, berdasarkan kecenderungan untuk memunculkan atau meniadakan kebahagiaan pihak berkepentingan, atau dengan kata lain, untuk meningkatkan atau menghilangkan kebahagiaan. “Bentham menjelaskan bahwa hal ini berlaku untuk setiap tindakan apa saja yang tidak mengoptimalkan kebahagiaan terbesar. Secara moral, pengorbanan yang menyebabkan kesengsaraan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
    Filsafat moral Bentham mencerminkan pandangan psikologis bahwa pendorong utama yang melatarbelakangi tindakan pada diri manusia adalah kenikmatan dan kesengsaraan. Bentham mengakui bahwa teorinya mengenai prinsip kemanfaatan memang tidak memasukkan bukti langsung, tetapi hal tersebut tidak perlu dipersoalkan karena prinsip tentang penjelasan tidak menunjukkan penjelasan samasekali, dan semua penjelasan harus ada permulaannya. Itulah sebabnya tidak perlu dijelaskan mengapa kebahagiaan lain atau kebahagiaan umum harus dibicarakan. Namun demikian, kenyataannya Bentham mengetengahkan pemikirannya yang menjawab pertanyaan mengapa orang harus peduli terhadap kebahagiaan orang lain. Menurut Bentham, prinsip kemanfaatan (utilitarianisme) bersifat individu, yang ketika melakukan perbuatan berpijak pada eksplisitas dan implisitas, dan hal ini dapat ditentukan dan dipastikan dengan observasi sederhana. Bentham berprinsip bahwa semua sistem moralitas dapat  direduksi menjadi prinsip simpati dan antipasti. Keduanya dapat mendefinisikan tentang kemanfaatan. Menurut Bentham, jika kenikmatan itu baik, tetapi kebaikannya dapat menggangu kesenangan orang lain, sSekalipun hambatan moral untuk mengoptimalkan kesenangan mendorong kepentingan tertentu dari tindakan manusia. Bentham berpendapat kebahagiaan umum dapat diperoleh dengan mudah karena hasrat orang lain dilingkungi oleh diri mereka sendiri.
    Di samping sangat cerdas, Bentham adalah sosok yang sangat rajin dan tekun. Dia sanggup belajar berjam-jam, bahkan sering menulis 6 hingga 8 jam perhari. Meskipun pemikirannya sangat cemerlang, hanya sedikit orang yang mengapresiasi karya-karyanya. Banyak orang yang kurang menghargai gagasan Bentham. Bentham pernah mengajukan sebuah gagasan yang aneh pada tahun 1791, dia mengajukan desain gedung penjara yang ia beri nama Panopticon, artinya melihat semuanya. Panopticon adalah sel-sel yang berbentuk melingkar, dan pintu sel menghadap ke tengah lingkaran. Dinding sel yang satu dengan yang lain dibuat tebal,  untuk menghindari komunikasi di antara penghuni sel. Jendela kecil dipasang di bagian belakang sel sehingga cahaya dapat masuk guna menerangi isi sel. Sebuah menara pengawas dengan jendela penutup dipasang di tengah lingkaran. Dengan bentuk seperti itu, penjaga dapat melihat semua penghuni sel, sedangkan penghuni sel tidak dapat melihat penjaga.
    Dalam menulis, Bentham mempunyai kebiasaan yang aneh. Sebelum sebuah tulisan selesai, seringkali dia  memulai tulisan yang lain dan meninggalkan tulisan pertama yang pada akhirnya tidak pernah selesai. Jika tulisannya itu selesai, ia tidak melakukan sesuatu apa pun untuk menerbitkannya. Namun karena bantuan  teman-temannya, tulisan Bentham akhirnya dapat diterbitkan, dan di antara karya-karyanya yang diterbitkan setelah ia meninggal.  Tidak seperti orang-orang pada umumnya, Bentham justru semakin radikal ketika umurnya semakin tua. Beberapa tahun sebelum wafatnya pada usia 84, yakni pada 1824, dengan biayanya sendiri Bentham mendirikan sebuah forum, Westminister Review. Forum ini selama bertahun-tahun menjadi forum yang efektif bagi munculnya gagasan-gagasan cemerlang.  Tiga decade kemudian, berkat Westminister Review, perhatian dunia tertuju pada filsafat Schopenhauer yang sempat diabaikan selama hampir 35 tahun.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel