Atilla
Sang Raja Bangsa Hun
Atilla adalah salah
satu penguasa barbar yang berusaha menaklukan kekaisaran Romawi, Yunani, Gaul
dan Italia.
Atilla adalah raja Hun terakhir yang paling berkuasa di
Eropa. Dia adalah penguasa terbesar di Eropa pada masa itu yaitu sejak tahun
434 Masehi sampaiu 453 Masehi. Kekaisarannya membentang dari Eropa Tengah
sampai ke Laut Hitam, dari Sungai Danube sampai Laut Baltik atau secara
gampbangnya dari Pegunungan Alpen dan Baltik di barat hingga ke daerah Laut
Kaspia di timur. Ia dikenal dengan nama Etzel dalam legenda Nibelungenlied dan
Atli dalam hikayat-hikayat Islandia.
Pada masa
pemerintahannya, dia adalah musuh terbesar bagi Kekaisaran Romawi Timur dan
Barat. Dia menyerang Balkan sebanyak dua kali dan mengepung Konstantinopel
dalam penyerangan kedua. Dia bergerak melalui Prancis hingga Orleans sebelum
dipukul mundur dalam Pertempuran Chalons dan dia mengusir maharaja barat Valentinian
III dari ibukotanya di Ravenna pada tahun 452 Masehi.
Pertentangan dengan
Romawi Timur
Pada
awalnya kekaisaran Hun diwarisi oleh Atilla dan kakaknya, Bleda. Mereka
melakukan perjanjian perdamaian dengan Kekaisaran romawi Timur dengan syarat
bahwa Romawi harus membayar 700 pound (300kg) emas setiap tahunnya. Namun pada
tahun 441 Masehi atilla bersama kakaknya melakukan serangan di Danubian
Kekaisaran Timur karena pihak Romawi Timur tidak membayar jumlah emas sesuai
perjanjian itu. Pasukan Atilla berhasil merebut beberapa kota termasuk Singidunum
(Belgrade).
Pada tahun 442 M Romawi Timur
berhasil mengadakan perundingan damai lagi dengan Atilla. Namun pada tahun 443 M,
Atilla memulai lagi serangannya dan berhasil merebut kota Danube dan kemudian
bergerak menuju Nissus (Nis) dan Serdica (Sofia) lalu menuju lagi ke
Konstantinopel. Pasukan Atilla lalu mengejar pasukan musuh yang sudah mundur
sampai Semenanjung Gallipoli dan menghancurkan mereka. Perjanjian damaipun
kembali terjadi, namun kali ini Atilla mewajibkan Romawi Timur untuk membayar
tunggakan 6000 pound emas dan menaikkan upeti tiap tahunnya hingga 2100 pound
emas.
Pada tahun 445 M, Atilla membunuh
kakaknya, Bleda dan sejak itu dia memerintah Hun sebagai seorang otokrat. Pada
tahun 447, Atilla kembali melakukan seranganbesar ke Romawi Timur. Diperkirakan
bahwa skala serangan kali ini lebih besar dari serangan-serangan sebelumnya.
Akhirnya setelah itu tepatnya pada tahun 449 M disetujui adanya perjanjian yang
lebih jelas dibanding perjanjian-perjanjian sebelumnya. Perjanjian itu berisi
bahwa Romawi Timur harus mengosongkan wilayah kekuasaannya di selatan Danube,
dan mereka harus terus memberikan upeti pada bangsa Hun.
Usaha Menaklukkan
Gaul dan Kematian Atilla
Setelah
perjanjian itu dilakukan, Atilla kemudian mengarahkan sasaran militernya ke
daerah Gaul (daerah Perancis). Penyerangan itu terjadi pada tahun 451 M. Namun
ketika Atilla memasuki wilayah Gaul, Aetius, jenderal perang Romawi Barat dan
raja Theodoric I yang merupakan raja Visigoth (bangsa Jermanik yang telah
menaklukkan beberapa wilayah Romawi) membuat kesepakatan menggabungkan kekuatan
untuk melawan Atilla.
Atilla
hampir saja menguasai wilayah aurelianium (Orleans) sebelum gabungan kekuatan
itu datang. Pertempuran sengit dan menentukan terjadi saat Aetius bersama
Visigoth bertemu di Dataran Catalaunian.
Atilla mundur dan menarik diri dari Gaul. Ini adalah kekalahan pertama dan
satu-satunya bagi Atilla, namun dalam pertempuran itu raja Visigoth terbunuh.
Pada tahun
452 M, bangsa Hun kembali menyerang daerah Italia. Mereka menjarah kota
Aquileia, Patavium (Padua), Verona, Brixia (Brescia), Bergomum (Bergamo) dan
Mediolanum (Milan).
Tahun 453
M, Atilla kembali berkeinginan menyerang Romawi Timur dikarenakan karena
Marcia, kaisar baru Romawi Timur menolak membayar upeti sesuai perjanjian.
Namun pada saat malam pernikahanya dia wafat saat tidur. Dia dikuburkan bersama
harta bendanya, tetapi sampai sekarang makam Atilla belum ditemukan karena
orang-orang yang menguburkan jasad atilla juga dibunuh oleh orang Hun.
Menurut
gambaran, Atilla adalah seorang pria yang pendek dan gemuk, berkepala besar dan
hidungnya pesek dengan janggut yang tipis. Menurut para sejarawan, Atilla
adalah seorang negosiator yang tak mudah menyerah dan tidak bengis walaupun
gampang marah, penggertak dan galak.
No comments:
Post a Comment