• GOEDANG BIOGRAFI

    Saturday, May 7, 2016

    Saladin



    Saladin
    Panglima Terbesar Islam di Perang Salib



    Dikenal sebagi panglima dan pahlawan Islam terbesar dalam Perang Salib, ahli strategi, orang yang santun dan penuh toleransi. Dia juga seorang pemimpin umat yang besar.

    Saladin lahir dari keluarga Kurdi di Tikrit dekat sungai Tigris (sekarang bernama Irak) pada tahun 1127 dengan nama Salahidun Yusuf Ibn Ayyub. Saldin adalah Sultan Muslim Mesir, Syiria, Yamen dan Palestina dan dia pendiri dinasti Ayyubid. Namanya menggema di dunia khususnya Eropa saat kemenangan besarnya saat berhasil merebut kota Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187 dalam Perang Salib. Kemenangan itu sekaligus mengakhiri pendudukan bangsa Franka atas Yerusalem setelah berkuasa selama 88 tahun.
    Pada malam kelahirannya dia bersama keluarga besarnya pindah ke Aleppo karena Ayahnya, Naj al-Din Ayyub, bertugas melayani ‘Imad al-Din Zangi Ibnu Aq Sonqur yang merupakan gubernur Turki di Syiria bagian utara. Saladin adalah pemuda cerdas yang minatnya lebih ke belajar agama daripada militer. Ia memulai kariernya saat bergabung sebagai staf pamannya Asad al-Din Shirkuf. Pamannya itu adalah seorang komandan militer di bawah Emir Nur al-Din yang merupakan putra dan pengganti Zangi. Dari situ kariernya berkembang pesat.
    Selama sepuluh tahun ia berguru pada Nur ad-Din (Nureddin). Pada tahun 1160,  ia dikirim ke Mesir untuk menghadang perlawanan Kalifah Fatimiyah. Ia sukses dengan misinya yang membuat pamannya duduk sebagai wakil di Mesir pada tahun yang sama. Di tahun 1169, Saladin ditunjuk sebagai komandan pasukan Syiria di Mesir dan sekaligus menjadi menteri utama kekhalifahan Fitimid yang ada di sana. Ia pun memperbaiki perekonomian Mesir, mengorganisasi ulang kekuatan militernya, dan mengikuti anjuran ayahnya untuk tidak memasuki area konflik dengan Nur ad Din.
    Sepeninggal Nur ad Din, barulah ia mulai serius memerangi kelompok Muslim sempalan dan pembrontak Kristen. Dia bergelar Sultan di Mesir dan menjadi pendiri Dinasti Ayyubi serta mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.

    Saladin di Perang Salib
                Saladin terkenal sebagai panglima besar dan penuh toleransi dalam Perang Salib. Saat Nur ad din masih hidup, Saladin mendapat dua invasi dari pasukan Kristen Yerusalem yaitu pada tahun 1171 dan 1173. Nur ad Din pada waktu itu berniat untuk membalas serangan mereka, namun Saladin berpendapat bahwa mereka harus kuat dulu. Setelah meninggalnya Nur ad Din, Saladin menjadi penguasa Damaskus. Ia menikahi janda Nur ad Din dan menaklukkan dua kota penting Aleppo dan Mosul yang dulu selalu gagal ditaklukkan Nuraddin. Dia dikenal sebagai pemimpin yang bersahaja dimana sedapat mungkin meminimalisirkan pertumpahan darah.
    Saat menaklukkan Aleppo pada tanggal 22 Mei 1176, nyawanya nyaris melayang karena usaha pembunuhan. Ia melakukan konsolidasi di Suriah sambil sebisa mungkin menjaga agar jangan sampai terjadi perang dengan pasukan. Saat Raynald of Chatillon mengusik aktivitas perdagangan dan perjalanan ibadah haji di Laut Merah, wilayah yang menurut Saladin harus selalu menjadi wilayah bebas, Saladin tetap belum bereaksi. Namun ketika rombongan karavan jamaah haji tahun 1185 diserang, Saladin tak kuasa menahan amarahnya.
    Pada bulan Juli 1187, Saladin menyerang Kerajaan Jerusalem dan terlibat dalam pertempuran Hattin. Ia berhasil mengeksekusi Raynald dan rajanya, Guy of Lusignan. Akhirnya kota Yerusalem bisa direbut pada tanggal 2 Oktober 1187 yang menandai berakhirnya kekuasaan kaum Salib setelah 88 tahun berkuasa. Berbagai medan pertempuran dilaluinya, dengan satu pesan yang sama kepada pasukannya; minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak.
    Perebutan Yerusalem oleh Saladin memunculkan Perang Salib III. Perang salib III ini melibatkan raja-raja dari tiga negeri ke kancah pertempuran. Besarnya usaha Kristen dan banyaknya kesan yang ditinggalkan telah membuat nama Saladin termasyur sebagai musuh yang gagah dan sangat sopan. Perang Salib III ini banyak  menelan biaya dari kubu Kristen. Inggris mengucurkan dana bantuan yang dikenal dengan istilah ‘Saladin Tithe’ (Zakat melawan Saladin).
    Tahun 1191 Saladin pernah berhadap-hadapan dengan King Richard I dari Inggris di medan perang Arsuf tahun 1191. Di luar perkiraan kedua pasukan, Saladin dan King Richard I saling berjabat tangan dan menghormat satu sama lain. Bahkan saat tahu pimpinan pasukan musuhnya itu sakit, Saladin menawarkan bantuan seorang dokter terbaik yang dimiliki Damaskus. Begitu juga saat tahu Richard kehilangan kuda tunggangannya, ia memberikan dua ekor sebagai gantinya. Di medan itu, keduanya sepakat berdamai.

    Wafatnya Saladin
                Pada bulan Oktober 1192 pertempuran berakhir dan Raja Richard meninggalkan Timur Tengah. Saladin pun kemudian mundur ke Damaskus. Tak lama setelah itu dia pun wafat pada tahun 1193 di Damaskus.
                Saladin tidak mempunyai harta yang banyak karena ia selalu mendermakan hartanya kepada kaum yang membutuhkan. Bahkan, keluarga dan sahabat-sahabatnya tidak menemukan cukup uang untuk membiayai pemakamannya. Namun, makamnya sekarang menjadi salah satu tujuan wisata di Suriah. Nama Saladin sangat harum di dunia dan sangat dihormati baik dari golongan muslim dan non-muslim.
                Dan satu hal yang pasti terkenang akan murah hatinya Saladin. Setelah menguasai Yerusalem, Saladin memberikan amnesti dan kebebasan pada kaum Kristen setelah sebelumnya pasukan Salib melakukan penyembelihan besar-besaran pada orang muslim di Yerusalem.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel