Francisco Pizzaro
Penakluk Kerajaan
Inca
Hanya bermodal 177 orang pasukan dan 62 kuda, Pizzaro berhasil
menaklukkan kerajaan Inca yang jumlah penduduknya tidak kurang dari 6 juta
orang.
Francisco
Pizzaro lahir di kota Trujillo, Spanyol sekitar tahun 1475. Dia terkenal karena
walaupun buta huruf dia berhasil menaklukkan kerajaan Inca di Peru. Kisah
kehidupannya mirip dengan Hernando Cortes dimana awalnya dia pergi ke Dunia
Baru (benua Amerika) untuk mengadu nasib mencari kejayaan. Dari tahun 1502
sampai 1509 Pizarro tinggal di Hispaniola, kepulauan Karibia, di daerah yang
kini termasuk Republik Dominika dan Haiti.
Pada tahun 1513 dia ikut dalam
sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Vasco Nunez de Balboa, yang menemukan
Samudera Atlantik. Pizzaro kemudian menetap di Panama pada tahun 1519. Dia pun
mulai mendengar kabar tentang adanya kerajaan Inca dari seorang penjelajah
Spanyol yang pernah datang mengunjunginya, Pascual de Andagoya. Izzaro
termotifasi kepada Hernando Cortes yang berhasil menaklukkan suku Aztec di Meksiko.
Dia pun segera merencanakan keinginannya tersebut.
Penaklukan Inca
Untuk pertama kalinya Pizzaro
mencoba datang ke Peru pada tahun 1524-1525, namun usaha itu gagal dan dia
bersama dua kapalnya terpaksa kembali sebelum sampai di Peru. Percobaan keduanya
terjadi di tahun 1526-1528 dan dia berhasil menjejakkan kaki di pantai Peru dan
memboyong pulang emas, llamas, dan orang-orang Indian. keberhasilan membawa
barang-barang dari Peru itulah yang nantinya dia mendapatkan izin dan dukungan
dari raja Spanyol untuk menaklukkan Peru.
Di tahun 1528 dia kembali ke
Spanyol, kabar tentang keberhasilannya menginjakkan kaki di pantai Peru dan
membawa beberapa barang terdengar di telinga Raja Charles V. setahun setelahnya,
Raja Charles V memberi kuasa kepadanya menaklukkan Peru buat kepentingan
Spanyol dan memperlengkapinya dengan dana dan segala yang perlu buat ekspedisi
itu.
Berita itu sangat menggembirakan Pizzaro
dan dia pun langsung menuju ke Panama lagi untuk mempersiapkan ekspedisi.
Ekspedisi itu akhirnya berangkat dari Panama pada tahun 1531. Waktu itu umur
Pizarro sudah masuk lima puluh lima tahun. Armada yang dimiliki Pizzaro untuk
menggempur peru kurang dari 200 orang, sementara dari pihak Inca jumlahnya tidak
kurang dari enam juta orang.
Rombongan Pizzaro berhasil mendarat
di Peru pada bulan September 1532. Secara rinci, armada Pizzaro terdiri dari
177 orang pasukan dan 62 kuda. Taktiknya yang pertama adalah menggerakkan
pasukan kecilnya untuk mendaki pegunungan Andes yang tinggi untuk menuju Kota
Cajamarca. Kota Cajamarca adalah pusat dari kerajaan Inca dimana pimpinan Inca
yang bernama Atahualpa tinggal di tempat itu. Di Cajamarca, Atahualpa
setidaknya mempunyai kekuatan sebesar 14 000 prajurit.
Tentara Pizzaro yang sedikit dikenal
dengan sebutan tentara “Liliput” sampai di Cajamarca pada tanggal 15 Nopember
1532. Entah dengan taktik dan muslihat apa pada tahun berikutnya Pizzaro
berhasil berunding dengan Atahualpa. Atahualpa meninggalkan sejumlah besar
tentaranya dan hanya dengan dikawal oleh sekitar 5.000 pengikut setianya yang
tak bersenjata, datang untuk berunding dengan Pizarro.
Keanehan memang terjadi karena
sudah sangat jelas dan tanpa tedeng aling-aling Pizzaro bertujuan untuk
menaklukkan Peru. Hal itu terlihat dalam kekasaran yang ditunjukkan Pizzaro
ketika menginjakkan kaki di tanah Peru. Oleh sebab itu hampir tak masuk akal ketika
Atahualpa mengijinkan pasukan Pizarro mendekati Cajamarca tanpa hambatan. Seandainya
pasukan Atahualpa melakukan penyergapan saat Pizzaro berada di jalan-jalan
sempit lereng gunung Andes tentu saja pasukan Liliput Pizzaro akan kalah dengan
mudah. Hal itu tidak sesuai dengan kebiasaan orang-orang Inca yang mempunyai
kebiasaan melakukan serangan mendadak. Kelakuan Atahualpa sesudah Pizarro
sampai di Cajamarca juga mengherankan. Mereka menghampiri pasukan Pizzaro
dengan tidak bersenjata, betul-betul suatu tindakan gegabah dan tolol.
Ini adalah kesempatan yang sangat
baik bagi Pizzaro dan dia pun tak mensia-siakannya. Pizzaro kemudian melakukan
pencegatan kepada Atahualpa yang tanpa pengawalan pasukan bersenjata. Kejadian
itu berlangsung hanya sekitar setengah jam dan tak seorangpun pasukan spanyol
terbunuh. Pizzarolah yang malah mendapatkan luka goresan saat berusaha melindungi
Atahualpa agar bisa ditangkapnya hidup-hidup.
Inca yang mempunyai sistem
pemerintahan terpusat dimana kekuasaan dipegang penuh oleh Atahualpa yang
dianggap sebagai dewa, dimanfaatkan oleh Pizzaro untuk menaklukkan orang-orang
Inca sendiri. Dengan tertangkapnya Atahualpa, orang-orang Indian tak berdaya
menahan serbuan pasukan kecil Spanyol.
Atahualpa berharap kepada Pizzaro
agar bisa bebas dengan memberikan emas dan perak yang mungkin jika diuangkan
harganya mencapai 28 juta Dolar. Namun harapan itu tak pernah terwujud karena
dalam waktu beberapa bulan kemudian dia dihukum mati oleh Pizarro. Setahun
setelah tertangkapnya Atahualpa yaitu pada bulan November 1533, pasukan Pizarro
masuk ke kota Cuzco, ibukota Inca dan tanpa pertempuran sedikit pun. Di sana,
Pizarro mengangkat seorang raja yang dijadikan bonekanya. Dua tahun sesudahnya
dia menemukan kota Lima yang kemudian dijadikan sebagai ibu kota Peru.
Ternyata raja Inca yang diangkat
oleh Pizzaro itu tidak mau terus menjadi boneka Pizzaro. Pada tahun 1536, dia
melarikan diri dan memimpin orang-orang indian melakukan pemberontakan kepada
orang-orang Spanyol. Namun pemberontakan itu tak berlangsung lama, orang-orang
itu terkepung dan kalah di kota Lima dan Cuzco. Setelah itu Pizzaro melakukan
pengawasan di seluruh daerah Peru, namun baru pada tahun 1572 pemberontakan
benar-benar bisa ditumpas.
Pizzaro dan Kematiannya
Kematian Pizzaro memang
menyedihkan, dia terbunuh oleh orang-orang Spanyol sendiri, bahkan yang
membunuhnya adalah pendukung dari teman dekatnya sendiri. Peristiwa itu bermula
ketika Diego de Almargo, teman dekat Pizzaro, melakukan pemberontakan karena menuntut
Pizzaro untuk melakukan pembagian barang rampasan dari orang-orang Peru secara
adil pada tahun 1537. Amargo pun tertangkap dan kemudian dihukum mati.
Keberhasilan Pizzaro dalam
menaklukkan kerajaan Inca adalah sebuah prestasi besar dan membuatnya terkenal
hingga dalam sejarah dunia. Dia menaklukkan kerajaan Inca yang berpenduduk
lebih dari enam juta orang hanya dengan 177 orang pasukan. Sesuatu yang lebih
hebat daripada Hernando Cortes. Pada tahun 1541 kelompok pendukung Almargo
menyerbu istana Pizarro di Lima dan membunuh pemimpin itu yang saat itu berusia
65 tahun.
Namun, bagaimanapun juga keberhasilan
Pizzaro dalam menaklukkan kerajaan Inca adalah sebuah prestasi besar dan
membuatnya terkenal hingga dalam sejarah dunia. Dia menaklukkan kerajaan Inca
yang berpenduduk lebih dari enam juta orang hanya dengan 177 orang pasukan.
Sesuatu yang lebih hebat daripada Hernando Cortes.
Fransisco Pizarro adalah seorang pemberani
dan percaya kepada diri sendiri, namun kaku. Dia juga termasuk orang yang
beragama, ini terlihat dari kabar Pizarro saat dia sekarat dan melukis gambar
salib dengan darahnya dan kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya adalah
“Yesus”. Sebaliknya, dia pun serakah bukan main, kejam, ambisius, dan licik;
mungkin penakluk Spanyol yang paling brutal.
No comments:
Post a Comment