Marcopolo
Menulusuri Jalan Sutera
Sampai Cina
Pada tahun 1925, tiga orang
pria turun dari sebuah kapal di salah satu pelabuahan di Venesia. Mereka tampak
pulang dari melakukan perjalanan yang
jauh. Penampilannya yang mencolok membuat banyak perhatian pada kepulangannya
setelah selama 24 tahun berada di mancanegara. Mereka itu adalah Marcopolo,
ayahnya dan pamannya.
Kisah perjalanan Marcopolo
menelusuri Jalur Sutera sampai ke negeri Cina dikisahkan dalam sebuah buku yang
ditulis oleh Marcopolo sendiri. Awalnya judul buku itu adalah “Uraian Tentang
Dunia,” namun sekarang dikenal dengan “Perjalanan Marco Polo.” Buku itu sangat
mengagetkan orang-orang yang hidup sejaman karena selain mengisahkan perjalanan
Marco, Ayah dan Pamannya, juga mengisahkan tentang kebudayaan daerah Timur yang
maju.
Setelah dua puluh lima tahun Marco
pulang dari merantau selama 24 tahun, buku itu sangat laris dan dicetak dalam
berbagai bahasa yaitu bahasa Frank-Italia, Prancis, Latin Tuskani, Venesia, dan
kemungkinan besar bahasa Jerman, ini adalah sebuah keberhasilan yang belum ada
duanya pada masa itu. Bukunya berulang kali disalin dengan tangan selama dua
abad dan sejak tahun 1477 terus di cetak dalam banyak bahasa. Marco Polo
tampaknya adalah orang Eropa terpopuler yang pernah menyusuri jalan sutera ke
Negri Cina.
Perjalanan Ayah dan Pamannya
Marco
Niccolo dan Maffeo Polo adalah ayah
dan paman Marco, mereka merupakan pedagang Venesia yang pada sekitar tahun 1260
berdagang permata dan menetap di kota Konstantinopel, yang sekarang disebut
Istambul. Pada suatu waktu saat mereka melakukan perdagangan di kota Sarai,
tepi Sungai Volga, yang merupakan ibukota wilayah barat imperium Mongol.
Setelah perdagangan Mereka tidak bisa kembali ke Konstantinopel karena adanya
perang. Mereka kemudian melakukan perjalanan ke arah timur dengan berkuda ke
kota dagang Bukhara yang sekarang termasuk wilayah Uzbekistan.
Mereka tinggal di daerah itu selama
tiga tahun karena adanya pergolakan. Pada suatu ketika datanglah rombongan yang
sedang melakukan perjalanan untuk menemui Kubilai Khan. Kubilai Khan adalah
pemimpin bangsa Mongol yang kekuasaannya membentang dari Korea sampai Polandia.
Rombongan itu mengajak Niccolo dan Maffeo Polo untuk ikut dalam perjalanan
mereka dan berangkatlah mereka menuju Kubilai Khan.
Setelah melakukan perjalanan selama satu tahun,
akhirnya rombongan itu sampaijuga di istana Kubilai Khan yang juga merupakan
cucu dari Jengis Khan sang pendiri Imperium Mongol. Kubilai Khan sangat senang
atas kedatangan Ayah dan Paman Marco dan banyak bertanya tentang Eropa. Mereka
sangat disukai dan dihargai oleh Kubilai Khan.
Ketika Polo bersaudara itu akan pulang, Khan
mempercayakan surat kepada mereka untuk diserahkan kepada Paus. Surat itu
berisi permohonan dari Kubilai Khan untuk Paus agar mengirimkan sekitar 100
orang bijak yang memahami hukum kristen dan menguasai tujuh bidang seni untuk
diajarkan kepada rakyat Khan.
Marcopolo Ikut Menjelajah
Marcopolo melihat ayah dan pamannya
pertama kali adalah saat dia berumur 15 tahun yaitu pada tahun 1269 saat
kepulangan Niccolo dan Maffeo di Eropa dari negeri Cina. Saat Polo bersaudara
ingin menyampaikan surat dari Khan kepada Paus, ternyata Paus pada waktu itu,
yaitu Paus Klemens IV wafat. Proses penggantiannya untuk menentukan Paus yang
baru memerlukan waktu tiga tahun. Tahun 1271, setelah menunggu selama dua tahun
Nicolo dan Maffeo berangkat dan membawa Marcopolo yang pada waktu itu berusia
17 tahun.
Saat keluarga Polo berangkat, seorang politikus gereja
yang terkenal bernama Teobaldo Visconti memberikan surat kepada keluarga Polo
untuk disampaikan kepada Khan. Surat itu menjelaskan bahwa kenapa keluarga Polo
tidak bisa memberikan orang bijak yang diminta Khan. Namun, saat keluarga Polo
berjalan sampai di Asia Kcil, terdengar kabar bahwa Visconti sendirilah yang
dilantik sebagai paus, maka kembalilah keluarga Polo itu untuk menemui Visconti
yang sudah berganti nama menjadi Gregorius X karena diangkat menjadi paus.
Gregorius X tidak mengirimkan 100 orang bijak seperti
yang diminta Khan, namun dia hanya mengirimkan dua orang pastor saja yang
diberi wewenang untuk melantik pastor dan uskup. Ia juga memberikan keluarga
Polo surat-surat dan hadiah bagi Khan. Namun tak lama setelah keluarga Polo
berangkat menuju Cina, dua pastor yang dikirimkan untuk Khan itu kembali pulang
karena takut akan perang yang sedang terjadi di rute perjalanan. Sedangkan
keluarga Polo tetap melanjutkan perjalanan.
Marcopolo beserta ayah dan pamannya menjelajahi
negeri-negeri yang sekarang dikenal dengan nama Turki dan Iran. Mereka kemudian
membelok ke selatan menuju teluk Persia untuk melanjutkan perjalanan lewat
laut. Namun melihat kapal-kapal di sana tidak layak pakai untuk melaut, mereka
kemudian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lewat jalan darat.
Mereka berjalan menuju arah utara
dan timur, menjelajahi pegunungan, daratan tinggi, dan padang-padang di
Afganistan dan pegunungan Pamir sampai akhirnya mereka tiba di Kasgar, sekarang
daerah ini masuk Xinjiang Uygur di Cina. Mereka lalu menyusuri jalan di sebelah
Cekungan Tarim dan Gurun Gobi sebelum mereka sampai di Kambaluk, sekarang
namanya Beijing. Lama perjalanan keseluruhan diperkirakan sekitar tiga setengah
tahun karena keadaan cuaca yang tidak menentu dan Marcopolo yang sering sakit.
Uraian Marco Tentang
Kerajaan Khan
Seperti sudah dijelaskan di atas
tadi hubungan keluarga Polo dan Khan sangatlah baik. Bahkan menurut buku yang
ditulis Marco, keluarga Polo diberi jabatan oleh Khan dalam kerajaannya. Memang
pada waktu itu Khan tidak percaya kepada orang Cina yang dia taklukkan dan
lebih percaya kepada orang luar.
Marco juga menjelaskan bahwa di
kerajaan Khan terdapat banyak kota metropolitan yang dia gambarkan kekayaan kota
itu tak ternilai. Ia juga menceritakan tentang istana dari Khan yang ia sebut
“Istana yang termegah.” Ia juga membandingkan antara Eropa dengan tata kota
kerajaan Khan di mana ia mengatakan bahwa ternyata Timur lebih maju daripada
Barat pada waktu itu.
Yang menarik adalah saat dia
menjelaskan beberapa kebudayaan dari orang mongol. Salah satunya adalah bahwa
orang mongol suka mengadakan pernikahan bagi orang yang sudah meninggal. Jika
di keluarga ada putranya yang meninggal dalam usia 3 tahun dan dikeluarga lain
ada puterinya yang seusia juga meninggal, ayah-ayah mereka bisa memutuskan
menikahkan mereka yang sudah meninggal tadi dan membuat sebuah perjanjian nikah
lalu mengadakan penjamuan ala pernikahan. Tulisan Marco juga menjadi
satu-satunya tulisan Eropa yang menjelaskan tentang negeri Jepang pada waktu
itu. Walaupun hanya menjelaskan secara singkat, Marco menggambarkan bahwa
negara Jepang masa itu sangat kaya sehingga Khan ingin menyerbunya.
Kembali Ke Venesia dan Kemunculan Bukunya
Marco
dan keluarganya meninggalkan Cina pada tahun 1292 saat keluarga Polo membaca
akan terjadi pergolakan di kerajaan Khan. Mereka berangkat dari daerah
Quanzhou, kemudian singgah di Vietnam lalu mereka berangkat melalui Semenanjung
Malaka dan Sumatera (Indonesia), dan Srilanka. Mereka lalu menuju pesisir India
dan menuju Persia. Dia dan keluarganya tiba di Venesia setelah melakukan
perjalanan dari cina selama 21 bulan.
Konon, Marco menulis bukunya
saat berada di penjara. Ia ditangkap saat menjadi kapten sebuah kapal saat
terjadi pertikaian antara Genoa dan Venesia. Di dalam penjara ia bertemu dengan
seseorang yang mengilhami dia untuk menuliskan perjalanannya. Nama orang itu
adalah Rustichello yang telah mempunyai banyak pengalaman tentang menulis
kisah-kisah dalam bahasa Perancis maupun Italia.
Marco dibebaskan sekitar
tahun 1299 sewaktu Venesia dan Genoa akhirnya berdamai. Ia kemudian kembali ke
Venesia dan menikah. Ia memiliki tiga orang putri. Di usia 69 tahun dia
menghembuskan nafasnya di kota kelahirannya itu, Venesia.
Satu hal yang sangat unik
ketika dia melewati Indonesia. Dalam bukunya dia menulis telah melihat Unicorn
(kuda bertanduk), namun ternyata para ahli kemudian menyimpulkan bahwa yang dia
lihat adalah Badak Bercula Satu Sumatera.
No comments:
Post a Comment