• GOEDANG BIOGRAFI

    Monday, May 9, 2016

    Biografi dan Pemikiran Soren Kierkegaard (1813-1855)



    Biografi dan Pemikiran Soren Kierkegaard  (1813-1855)

     

    Soren Kierkegaard lahir pada 5 Mei 1813 di Copenhagen, Denmark.  Dia adalah anak paling muda dari tujuh bersaudara. Terkadang dia menyebut dirinya seorang anak berumur tua karena ibunya berusia 45 dan ayahnya berusia 56 ketika dia dilahirkan. Kierkegaard sangat terpengaruh pada masa mudanya dengan ajaran ayahnya yang sangat relijius yang sangat terkesan dengan penderitaan Yesus. Pada tahun 1830, Kierkegaard belajar teologi, filsafat, dan sastra di Universitas Copenhagen. Pada tahun 1834, ibunya meninggal, dia mulai membuat jurnal yang bertahan sampai 20 tahun. Dia pun memutuskan bahwa dia harus mengetahui sendiri terlebih dahulu sebelum dia dapat mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam hidupnya. Pada tahun 1837, di pergi dari rumahnya untuk bekerja mengajar bahasa Latin di Borgerdydskolen. Pada tahun 1838, ayahnya meninggal. Pada tahun yang sama, Kierkegaard menerbitkan sebuah kritik atas novel  H.C. Andersen's Kun en Spillemand, yang berjudul Af en Endnu Levender Papierer. Pada tahun 1840, dia bertunangan dengan Regine Olsen, seorang wanita yang dia kenal semenjak dia pergi dari rumahnya. Namun dia segera memutuskan pertunangan tersebut, karena berkeyakinan bahwa urusan rumah tangga hanya akan menghalanginya dalam mengemban tugasnya sebagai seorang filsuf. Maka dia memasuki kehidupan menyendiri, dan menyibukkan diri untuk menulis dan menerbitkan bukunya selama sepuluh tahun berikutnya.
                Pada tahun 1840, Kierkegaard menyelesaikan disertasi doktornya yang berjudul Om Begrebet Ironi (The Concept of Irony). Buku Kierkegaard pertama yang penting adalah disertasinya, yang diterbitkan pada 1841. Disertasinya ini, bersama-sama dengan beberapa buku lainnya, bertentangan dengan Hegelianism, filsuf Jerman yang dominan pada masa itu. Berlawanan dengan Hegel, Kierkegaard meyakini akan keabadian diri, dan bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipikirkan secara rasional sebagaimana dalam system yang dipahami Hegel. Kierkegaard berargumen bahwa kepercayaan terhadap Tuhan adalah perbuatan bebas dalam agama, dan bukan merupakan solusi terhadap masalah teoretik. Banyak karya-karya Kierkegaard yang mengungkapkan minatnya yang mendalam terhadap isu-isu agama, termasuk Frygt og BÊven: Dialectisk Lyrik (Fear and Trembling) (1843), Kierkegaard Begrebet Angest/ (The Concept of Dread) (1844), Purity of Heart is to Will One Thing (1847), dan Sygdomen Til Døden (The Sickness unto Death) (1849). Kebanyakan tulisan-tulisan awal Kierkegaard diterbitkan dengan nama samara, dan pengarang tidak perlu selalu menyetujui satu sama lain. Pada permulaan karirnya, dia ingin menghindari untuk berada dalam satu agama tertentu atau posisi filosofis tertentu.
                Pada tahun 1843, Kierkegaard menerbitkan  Either. Dalam teks ini, dia menulis tentang estetika dan cara kehidupan yang etis. Kehidupan estetis berdasarkan pada kesenangan indera yang temporer, baik yang bersifat intelektual maupun fisik. Kehidupan etis berdasarkan pada aturan moral, tak terbatas, dan abadi. Tahun 1843 juga menandai penerbitan Fear and Trembling dan Repetition. Fear and Trembling membahas tentang kisah Abraham dan Isaac, dimana Abraham memutuskan untuk mengorbankan anaknya karena ketaatannya kepada perintah Tuhan. Kierkegaard menggunakan cerita tersebut untuk berkarya melalui konflik antara etika dan agama, terutama melihat pada paradoks agama bahwa etika akan diabaikan jika hal itu merupakan perintah Tuhan. Kierkegaard menyatakan bahwa Tuhan dapat menyelesaikan hal-hal yang menurut manusia mustahil, dan bahwa kita dapat memperoleh kembali apa yang hilang dari diri kita jika kita yakin terhadap hal-hal yang mustahil dapat kita lakukan. Karya Repetition dengan tema serupa, dibuat berdasarkan hubungannya dengan Regine dengan menggunakan nama Constantin Constantius untuk menggambarkan karakternya sendiri. Kierkegaard telah memutuskan bahwa sekarang dia telah bebas, dan Regine telah menikah dengan laki-laki lain, dan buku tersebut diakhiri dengan cerita bahwa Constantin telah menyibukkan diri dengan membuat karya berjudul “idea. “
                Pada tahun 1846, Kierkegaard menerbitkan Afsluttende Uvidenskabelig Efterskrift (Concluding Unscientific Postscript), sebuah kritik terhadap bangunan system filsafat. Tesis dari karyanya ini adalah bahwa subjektivitas adalah kebenaran. Dia merasa bahwa hakikat agama Kristen telah dikaburkan oleh gagasan Hegelian mengenai pengetahuan objektif terhadap semangat manusia. Dia menentang system Hegelian yang mengacaukan antara logika dan eksistensi, dengan menyatakan bahwa eksistensi tidak dapat dijelaskan secara objektif. Dia mengemukakan rumus bahwa subjektivitas adalah kebenaran dengan menunjukkan bahwa hubungan seseorang dengan ketidakpastian objektivitas dalam Kristen merupakan sebuah hubungan dengan kebenaran tertinggi yang terdapat dalam diri setiap orang.  Dia melihat kondisi iman menjadi mungkin sebagai hasil dari pembebasan ilmiah objektif. Pada 1847, Kierkegaard menulis Works of Love, sebuah babak tentang cinta dalam berbagai bentuk, penyempurnaan dari cinta Kristen, dan “penghinaan “terhadap Kekristenan.
                Pada tahun 1848, Kierkegaard mengalami krisis spiritual. Karyanya, semenjak krisis itu, mulai dengan terang-terangan menyerang gereja dan kepuasan terhadap Kristen. Pada tahun 1850, dia menerbitkan Indøvelse In Christendom (Practice in Christianity), dengan nama samara Anti-Climacus. Dia berpendapat bahwa inilah bukunya yang paling penting, dan dia melihat karyanya ini sebagai pengantar ulang terhadap Kekristenan. Dengan nada yang sama, dia menerbitkan Guds Foranderlighet pada 1855 dengan menggunakan namanya sendiri. Dia juga menulis artikel untuk sebuah jurnal The Fatherland yang mengkritik gereja Lutheran karena telah mengklaim bahwa semua orang yang lahir di  Denmark otomatis adalah orang Kristen. Artikel-artikel  ini  dikompilasi dengan judul Hvad Christus Dømmer Om Officiel Christendom (Attack Upon “Christendom “). Ketika dia sedang menulis artikel yang berjudul Attack Upon Christendom tersebut, Kierkegaard diserang penyakit tulang belakang. Dia meninggal sebulan setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut pada 11 November 11 1855.
                Perlawanan  Kierkegaard dalam menciptakan semua system pemikiran memberikan sumbangan bagi kekayaan dan keanekaragaman filsafat dan sastra abad dua puluh. Jaspers, Heidegger dan  Sartre sangat terpengaruh oleh karyanya, dan eksistensialisme sangat berutang budi pada pemikiran Kierkegaard, berdasarkan pemikirannya tentang kebebasan dan  kecemasan. Meskipun dia tidak banyak menulis tentang politik, para penganut Marxist seperti Marcuse dan Lukacs sangat tertarik dengan tulisan Kierkegaard. Dia juga mempengaruhi studi teologi, terutama karya  Karl Barth, dan dia dikagumi karena inovasinya di bidang sastra.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel