• GOEDANG BIOGRAFI

    Thursday, May 5, 2016

    Napoleon Bonaparte



    Napoleon Bonaparte
    Sang Penakluk dari Perancis



    Pemimpin Perancis ini tokoh yang terkenal di seantero dunia karena kecerdikannya menguasai Eropa selama 16 tahun masa kekuasannya


    Napoleon Bonaparte lahir di Korsika pada tanggal 15 Agustus 1769 di kota Ajaccio, Korsika. Keluarga Bonaparte adalah keluarga yang berasal dari Italia yang pindah ke Korsika pada abad ke-16. Napoleon bersekolah di sekolah agama bernama Autun pada bulan Januari 1779 dan pada bulan Mei ia mendaftar di sebuah akademi militer di Brienne le Chateau.
    Setelah menyelesaikan pendidikannya di Brienne pada 1784, Napoleon mendaftar di sekolah elit École Militaire di Paris. Di sana ia dilatih menjadi seorang perwira artileri. Ketika bersekolah di sana, ayahnya meninggal. Ia pun dipaksa menyelesaikan sekolah yang normalnya memakan waktu dua tahun itu menjadi satu tahun. Ia diuji oleh ilmuwan terkenal Pierre-Simon Laplace, yang di kemudian hari ditunjuk oleh Napoleon untuk menjadi anggota senat.

    Karier Militer Napoleon
    Napoleon adalah seorang tentara yang mengawali karir sejak berusia 10 tahun dan telah menjadi jenderal kala berusia 25 tahun. Setelah Perancis berada dalam genggaman tangannya, ia mengangkat dirinya sendiri menjadi Kaisar dan memulai perang demi perang.
    Napoleon mengambil alih pemerintahan Perancis pada tanggal 9 November 1799 dalam sebuah kudeta yang dinamai peristiwa Brumaire. Ia lalu membentuk ulang satuan militer dan membuat pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di sekitar wilayah Rhine Swiss dan Italia.
    Langkah pertama yang dilakukan Napoleon demi perluasan kekuasaannya adalah menjalani pertempuran dengan pasukan Austria di Marengo Italia pada tahun 1800. Tetapi pertempuran yang paling menentukan terjadi di Rhein pada tahun 1800. pasukan Perancis dibawah Napoleon berhasil mengalahkan Austria. Kemenangan Napoleon itu membuat Kerajaan Inggris yang sejak lama memiliki permusuhan dengan Perancis mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain untuk memusuhi Perancis. Napoleon menyadari hal ini, tanpa kekalahan Inggris maka dia tidak akan pernah menguasai secara penuh benua biru Eropa.
    Tapi tentara Perancis tidak mudah jika akan menundukkan kerajaan Inggris. Dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat, Inggris tidak mudah ditembus. Seperti ungkapan pemimpin tentara Inggris Admiral Jervis, “Saya tidak menjamin bahwa Perancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut”. Armada laut Inggris memang tidak mudah untuk dihancurkan.
    Sekali waktu pada tahun 1805 Napoleon berniat menyerang Inggris dengan pasukan sebanyak 180 ribu serdadu tetapi batal dilaksanakan karena Napolen menyadari jika armada laut Inggris terlalu kuat untuk dihadapi. Di samping itu, ia mendapat tantangan dari tentara Austria yang bangkit melawannya lagi.
    Austria memulai peperangan dengan menyiapkan bala tentaranya sebesar 70 orang dibawah pimpinan Karl Mack von Leiberich. Dengan segera tentara Perancis menghadapinya pada akhir Juli 1805. Kedua pasukan besar itu bertemu di kota Ulm, Jerman. Napoleon mengepung tentara Mack lalu memaksanya menyerah. Ia dan tentaranya kemudian menduduki Wina. Tetapi Napoleon kemudian harus berhadapan dengan bala tentara Austria-Rusia yang lebih besar dibawah komandan Mikhail Kutuzov serta kaisar Alexander dari Rusia. Pada bulan Desember, Napoleon menyerbu gabungan tentara dua kerajaan ini yang berada di Moravia Cekoslovakia. Dalam pertempuran itu, Napoleon hanya kehilangan 7 ribu tentaranya, sementara kerugian tentara gabungan sekitar 25 ribu jiwa.
    Friedrich Wilhelm III dari kerajaan Prusia (Jerman) juga menyatakan perang secara terpisah melawan Perancis. Tanpa ragu-ragu Napoleon menggerakkan seluruh pasukannya untuk menghadapi tentara Prusia di Jena pada bulan Oktober 1806. Sekitar 160 ribu tentara Perancis menyerang Prusia dengan strategi yang jitu disertai pergerakan yang cepat. Pasukan Napoleon berhasil menghancurkan kekuatan militer yang lebih besar dan kuat yaitu sekitar seperempat juta tentara Prusia dengan korban jiwa 25 ribu orang serta menahan sekitar 150 ribu orang, menyita 4 ribu artileri, dan lebih dari 100 ribu pucuk senapan.
    Dalam perang melawan Prusia ini, Napoleon hanya membutuhkan waktu 19 hari untuk menyerang tentara Prusia. Perang ini menunjukkan betapa fantastis dan brilian tentara Perancis dibawah komando Napoleon karena sebaliknya Prusia yang sudah memiliki pengalaman tempur selama 3 tahun tidak pernah memperoleh keberhasilan seperti yang didapat Perancis. Napoleon kemudian memasuki kota Berlin dan mengunjungi makam Friedrich yang Agung, kaisar hebat masa Romawi Suci, lalu menginstruksikan seluruh marsekalnya melepas topi untuk memberi penghormatan.
    Napoleon terus berjaya dengan mengusir tentara Rusia keluar dari wilayah Polandia. Sejak itu, kekaisaran Perancis mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1810 dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas. Sebagai kaisar Perancis, Napoleon mengontrol negara kerajaan konfederasi Swiss, konfederasi Rhine, Warsawa (Polandia), Belanda, dan Italia. Bahkan Kerajaan Spanyol dan Kerajaan Westphalia juga berada dibawah perintah Kekaisaran Perancis.
    Setelah tertunda, akhirnya Napoleon mencoba menyerang Rusia pada tahun 1812. Dengan membawa pasukan dalam jumlah sekitar 650 ribu serdadu, mereka menyeberangi sungai Niemen. Tentara Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur. Pertempuran kemudian hanya terjadi di wilayah Borodino pada bulan September 1812 yang dimenangkan tentara Perancis. Napoleon dengan mudah berhasil masuk kota Moskwa yang sebenarnya sudah ditinggalkan oleh penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah pimpinannya, Pangeran Fyodor Vasilievich Rostopchin.

    Akhir dari Napoleon
    Tentara Perancis memang telah menang tetapi Napoleon tidak menyadari bahwa tentara Rusia telah mempersiapkan serangan balasan besr-besaran. Nah, dengan memanfaatkan kondisi alam Rusia yang dingin sebagai senjata, tentara tsar menyerbu pasukan Perancis yang kedinginan. Hasilnya kerajaan Rusia mampu memukul mundur tentara Perancis meninggalkan Rusia.
    Perang di Rusia merupakan kekalahan terbesar pertama Napoleon dan ini dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya terutama Prusia, Austria, dan Swedia untuk membentuk koalisi menyerang Napoleon. Pertempuran demi pertempuran terus terjadi dan pasukan koalisi yang memusuhi Napoleon semakin bertambah banyak. Akhirnya Napoleon kalah dan turun tahta pada tanggal 6 April 1814. Pihak koalisi memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke pulau Elba, dan mengembalikan Perancis kepada Louis XVIII sebagai raja.
    Pembuangan ke pulau Elba bukanlah akhir dari ambisi Napoleon. Hampir setahun berada di pulau Elba, Napoleon melarikan diri. Ia mendarat di Cannes pada 1 Maret 1815. Dalam perjalanannya ke Paris, ia mengumpulkan tentara yang masih setia kepadanya, dan akhirnya menggulingkan raja Louis XVIII. Di masa kedua kalinya ini, Napoleon berhasil mengumpulkan 280.000 pengikut. Untuk menambah kekuatan, Napoleon memanggil kembali seperempat juta veteran perang serta membuat keputusan untuk mengadakan kembali wajib militer agar dapat menambah jumlah pasukan menjadi 2,5 juta tentara yang sayangnya tidak berhasil dilakukan.
    Dengan pasukan yang masih setia terhadapnya, Napoleon mencoba mengembalikan kejayaannya yang sempat hilang. Ia langsung menuju jantung pasukan musuh di Belgia. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh serdadu Perancis dan mendapat kemenangan-kemenangan kecil di beberapa wilayah. Tetapi kala terjadi perang di Waterloo, dimana tentara Inggris terlibat besar-besaran dalam menghadapi Perancis, Napoleon berserta pasukannya mengalami kekalahan telak. Kekalahan terbesar kedua dialami Napoleon. Sang kaisar ini kembali ke Paris untuk mendapat dukungan tetapi Napoleon justru dipaksa untuk turun tahta. Napoleon terkejut dengan permintaan itu dan baru menyadari bahwa rakyat Perancis tidak menghendakinya lagi.
     Baru pada tanggal 15 Juli 1815, Napoleon menyerahkan diri ke skuadron Inggris di Rochefort yang segera membuangnya jauh dari Perancis. Maka berakhirlah kejayaan Napoleon dalam perang-perang yang dipimpinnya. Perancis dibawah Napoleon adalah kerajaan yang ditakuti tetapi Napoleon bukanlah pemimpin tanpa kegagalan. Dua perang yang tidak pernah sanggup dilakukannya adalah menaklukkan kerajaan Rusia dan Inggris. Dua hal itu tidak lagi bisa diwujudkan Napoleon karena ia lalu mati di samudra Atlantik di pulau pembuangannya, Saint Helena, pada tanggal 5 Mei 1821.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel