• GOEDANG BIOGRAFI

    Wednesday, May 4, 2016

    Alexander Agung





    Seorang penakluk hebat dari negeri Macedonia. Ia mampu membangun sebuah imperium besar yang meliputi tiga benua, yakni Eropa, Asia, dan Afrika

    Alexander Agung adalah seorang penakluk hebat berasal dari negeri Macedonia. Hanya dalam waktu 13 tahun, ia mampu membangun sebuah imperium besar yang meliputi tiga benua, yakni Eropa, Asia, dan Afrika. Berkat ekspedisinya pertukaran budaya antara Yunani-Persia menjadi semakin cepat dan nyata. Perpaduan dua budaya berbeda itu lalu menimbulkan kebudayaan baru yang dikenal dengan Hellenisme.
    Selama ekspansi, Alexander mendirikan beberapa kota yang dinamai Alexandria atau Alexandropolis di beberapa wilayah. Salah satu yang paling terkenal yakni kota Alexandria yang berada di Mesir. Kota ini menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu dimana terdapat perpustakaan yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun.

    Siapa Alexander?
    Alexander adalah putra raja Philip II dari Macedonia. Raja Philip II inilah yang menginvasi Yunani pada 336 M, disaat negeri itu tersebut lemah akibat perang Peloponesos. Paska menaklukan Yunani, Philip II kemudian membentuk federasi kota-kota Yunani-Macedonia dimana ia sendiri yang memegang pucuk pimpinan. Selanjutnya ia menyusun rencana penyerangan terhadap Kekaisaran Persia di Asia Barat. Sayangnya sebelum rencana itu dijalankan, raja Philips II keburu meninggal pada 336 SM.
    Raja Philip II diganti oleh Alexander, saat itu dia baru berumur 20 tahun. Paska pergantian tampuk pimpinan ini, banyak terjadi gejolak dan pemberontak di daerah-daerah. Butuh waktu dua tahun bagi Alexander untuk merampungkan persoalan di dalam negerinya. Setelah itu, ia kemudian melanjutkan rencana yang sudah disusun ayahnya, ekspedisi ke wilayah Kerajaan Persia.
    Pada tahun 334 SM Alexander melancarkan serangan pertamanya ke Persia dengan pasukan kira-kira 35.000 tentara. Sebelumnya, ia sengaja menempatkan sebagian pasukannya di Yunani guna menjaga keamanan dalam negeri. Alexander sendiri merupakan seorang panglima perang genius yang pemberani, ia tidak segan-segan berada di garis depan pada saat pertempuran. Dengan terjun langsung di medan perang, tentu saja moral dan semangat prajuritnya semakin meningkat. Selain itu, pasukan yang dibawa Alexander betul-betul pasukan yang terlatih dan terorganisir. Jadi meski jumlah prajurit Alexander jauh lebih sedikit dibanding dengan pasukan Persia, mereka berhasil memenangkan banyak pertempuran.
     Mula-mula pasukan Alexander menyerang Asia Kecil, mengalahkan bala pasukan kecil Persia yang ditempatkan di situ. Kemudian bergerak menuju utara Suriah dan terjadi berhasil memenangkan pertempuran besar di kota Issus. Selanjutnya armada darat Alexander berbalik ke arah selatan. Sesudah terlibat pertempuran sengit selama tujuh bulan, dia berhasil menaklukkan kota pulau Phoenicia Tyre (kini Libanon).
     Keberhasilan Alexander menguasai kota-kota di Asia Barat, membuat khawatir Darius III, Raja Persia. Darius III bahkan menawarkan separo kerajaannya asal saja Alexander menyetujui perjanjian damai. Namun tawaran menarik tersebut tidak digubris oleh Alexander.
    Setelah jatuhnya kota Tyre, Alexander meneruskan ekspasinya ke selatan. Dua bulan kemudian Gaza dapat dikuasai. Selanjutnya merengsek ke Mesir, kota itu berhasil diduduki tanpa perlawanan. Guna menjaga stamina anak buahnya, Alexander mengistirahatkan pasukannya sementara disini. Mesir. Saat itu Alexander berusia 24 tahun, di Mesir dia kemudian mendapat gelar Firaun dan dinobatkan sebagai dewa.
    Setelah istirahat dirasa cukup, Alexander dan pasukannya kembali bergerak ke daratan Asia. Dan pada 331 terjadi pertempuran di Arbela tahun 331 SM. Pertempuran ini merupakan penentu kemenangan Alexander atas Persia, karena hampir seluruh pasukan Persia dapat dilumpuhkan. Kemenangan di Arbela memudahkan Alexander menerobos ke Babylon dan masuk ke kota-kota Persia, Suso dan Persepolis. Raja Darius III melarikan diri, ia kemudian dibunuh anak buahnya sendiri pada 330 SM. Meski Alexander sudah berhasil menguasai Persia sepenuhnya, ia masih berambisi menguasai daerah timur. Saat itu ia sudah menaklukan semua wilayah belahan timur negeri Iran hingga ke Asia Tengah.
    Selanjutnya pasukan Alexander berjalan ke Afganistan, kemudian bergegas menuju India melintasi melintasi pegunungan Hindu Kush. Alexander berhasil memperoleh kemenangan hingga mereka sampai di perbatasan barat India. Pada saat inilah pasukannya mulai mengeluh kelelahan karena sudah bertempur selama bertahun-tahun, selain itu mereka juga harus menghadapi pertarungan berat melawan pasukan gajah India.

    Akhir dari Alexander yang Agung
    Sebenarnya Alexander sendiri masih berkeinginan melanjutkan ekspansinya, namun setelah berbincang dengan para panglima perangnya, ia pun memutuskan untuk kembali. Kemudian pasukan dipecah, Alexander bersama separo kompi melalui jalan darat melalui Persia, sedangkan sisanya menempuh jalur selatan melalui tepi laut.
     Sesampai di Persia, Alexander menghabiskan waktu sekitar setahun mengorganisir tentara dan wilayah kekaisaran yang dikuasainya. Alexander beranggapan bahwa bangsa Persia memiliki kebudayaan yang sama tinggi dengan Yunani, begitu juga orang-orangnya. Alexander berpendapat bahwa bangsa Persia bukanlah bangsa bar-bar, sebaliknya bangsa ini sederajat dengan orang Yunani dan Macedonia. Ia berniat menggabungkan kekaisaran Persia dengan Yunani.
    Guna merealisasikan niatnya, diadakan pesta perkawinan besar-besaran antara Barat dan Timur, dimana ribuan tentara Macedonia secara resmi mengawini puteri-puteri Asia. Alexander sendiri menikahi puteri raja Darius III, sebelumnya ia sudah mempersunting seorang gadis bangsawan Asia. Alexander bahkan memasukkan orang-orang Persia dalam barisan pasukannya.
    Alexander meninggal di Babylon karena terserang demam. Di tahun meninggalnya, 323 SM, Alexander yang berusia 32 tahun tidak menunjuk pengganti. Hal tersebut menyebabkan terjadi perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas bekas kerajaan Alexander dibagi menjadi 4 wilayah yang masing masing dikuasai salah satu jendral Alexander.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel