• GOEDANG BIOGRAFI

    Sunday, May 8, 2016

    Cheng Ho, Seorang Kasim Muslim Petualang



    Cheng Ho
    Seorang Kasim Muslim Petualang

     
    Cheng Ho adalah penjelajah dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarah. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terbanyak sepanjang masa hingga saat ini

    Tak banyak yang diketahui tentang asal usul Chengho. Beberapa sumber mengatakan dia lahir sekitar tahun 1371 di Yunnan anak dari pasangan Ma Hazhi dan Wen. Nama kecil Cheng Ho adalah Ma he. Saat dia berumur 12 tahun, Yunnan yang dikuasai oleh Dinasti Yuan direbut oleh Dinasti Ming. Para pemuda banyak yang ditawan dan dikebiri lalu dijadikan kasim termasuk Cheng Ho. Dia kemudian dijadikan abdi dari Raja Zhu Di di istana Beiping (sekarang Beijing).
                Setelah Zhu Di (dan berganti nama menjadi kaisar Yong Le) berhasil merebut tahta dari kaisar Zhu Yunwen, dia merancangkan program untuk mengembalikan kejayaan Tiongkok akibat kejatuhan Dinasti Mongol pada tahun 1368. Pada saat itulah Cheng Ho menawarkan diri untuk melakukan ekspedisi ke berbagai negeri. Sang Kaisar pun sangat senang dengan usulan dari Cheng Ho dan memberinya izin. Dari situlah awal dari petualangan penjelajahan Chengho.

    Ekspedisi Cheng Ho
                Di bawah komando Cheng Ho, akhirnya armada Tiongkok itu berangkat pada tahun 1405. Pelayaran pertamanya mampu mencapai wilayah Asia Tenggar yaitu daerah Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa. Ekspedisi kedua dilakukan lagi oleh Cheng Ho pada tahun 1407 sampai 1409. Cheng Ho kembali melakukan ekspedisi ketiganya pada tahun 1409 sampai 1411. Dari tiga ekspedisi yang telah dilakukan, Chengho telah menjelajah sampai daerah India dan Srilanka.
                Pada tahun 1413 sampai 1415, Cheng Ho kembali melakukan pelayaran yang semakin jauh. Kali ini dia sampai di daerah Aden, Teluk Persia, dan Moga dishu, Afrika Timur. Jalur itu kembali dia lalui saat melakukan ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422). Pada perjalanannya yang terakhir atau ekspedisinya yang ketujuh, yaitu terjadi pada tahun 1431-1433, dia berhasil mencapai Laut Merah.
                Salah satu ekspedisinya yang ke Malaka yang membuatnya terkenal di wilayah Malaka adalah menikahkan seorang putri Tiongkok yang bernama Hang Li po atau Hang Liu. Putri itu oleh Kaisar Tiongkok dinikahkan dengan Raja Malaka, pada waktu itu dipegang oleh Sultan Mansur Shah.

    Armada Chengho
                Cheng Ho melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar, dan sampai saat ini belum ada yang melebihinya. Dia berangkat dengan 27.000 anak buah kapal yang dimuat dalam 307 kapal baik besar maupun kecil. Kapal terbesarnya berukuran 138 meter dan lebar 56 meter, lima kali lebih besar dari kapal Colombus dan merupakan kapal terbesar pada abad itu. Kapal tersebut bernama Kapal Pusaka dan kapal yang dinaiki oleh Chengho. Menurut banyak ahli, kapasitas kapal itu adalah 2500 ton.
                Selama berlayar mereka membawa banyak perbekalan dan beraneka ragam termasuk  binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambu Tiongkok sebagai suku cadang rangka tiang kapal dan tidak ketinggalan membawa kain Sutera untuk dijual.
                Saat melakukan perjalanan pulang, tak lupa Cheng Ho membawa pulang benda-benda yang dijadikan bukti dan hadiah-hadiah dari daerah-daerah yang dikunjungi untuk kaisar Tiongkok. Pernah dia membawa Raja Alagonakkara dari Srilanka yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok. Dia juga membawa barang-barang berharga seperti kulit dan getah pohon kemenyan, batu permata, bahkan juga ia bawa orang afrika, India dan Arab sebagai bukti perjalanan. Pernah juga ia mengangkut beberapa hewan asli Afrika termasuk sepasang jerapah, namun salah satu jerapah itu meninggal di perjalanan pulang.

    Catatan Cheng Ho dan Kematiannya
                Laksamana Cheng Ho meninggal dunia pada bulan April 1433 di Calcuta, India. Jenasahnya dikuburkan di suatu tempat saat perjalanan pulang ke Tiongkok. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan jenasahnya dikuburkan di daerah semarang, Indonesia. Cuma rambut dan pakaiannya saja yang dibawa ke Tiongkok pada bulan Juli 1433.
                Catatan perjalanan Chengho yang hebat itu akhirnya menjadi catatan yang terkenal dan menghasilkan satu panduan pelayaran yang dikenali sebagai buku Zheng He's Navigation Map yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan. Jalur perdagangan Cina pun berubah, tidak sekadar bertumpu pada 'Jalur Sutera' antara Beijing-Bukhara saja malah nama Tiongkok semakin dikenali di mata dunia hasil pengembaraan Cheng Ho tersebut.
    Pada masa kaisar Ming Xuan Zhong, Tiongkok menutup diri dan melarang adanya pelayaran sehingga memundurkan negaranya sendiri dari kemajuan dan hubungan luar negeri. Catatan perjalanan Cheng Ho pun banyak yang dibakar. Kemunduran armada laut Tiongkok pun terjadi dan sangat terlihat ketika jatuhnya Dinasti Qing setelah angkatan laut Tiongkok tak berkutik dan kalah dalam Perang Candu.

    Cheng Ho di Indonesia        
                Cheng Ho mengunjungi Indonesia sebanyak tujuh kali. Salah satunya ketika dia pergi ke Samudera Pasai dan memberi lonceng raksasa “Cakra Donya” kepada Sultan Aceh yang kini masih tersimpan di Museum        Banda Aceh. Pada tahun 1415, Cheng Ho juga berlabuh di Muara Jati, Cirebon dan menghadiahi beberapa barang khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satunya adalah piring yang bertuliskan Ayat Kursi yang masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
                Bukti lain adalah Kelenteng Sam Po Kong serta serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Tempat itu dibuat saat orang kedua dalam armada Cheng Ho sakit keras yaitu Wang Jinghong. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang dan menetap di sana. Selain itu Cheng Ho pernah mengunjungi Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel