• GOEDANG BIOGRAFI

    Saturday, May 7, 2016

    Hernando Cortes, Sang Penakluk Mexico



    Hernando Cortes
    Sang Penakluk Mexico


    Dengan 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara (termasuk dengan hanya 13 senjata api genggam dan 32 busur panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda) Hernando Cortes berhasil menaklukkan sebuah negeri yang berpenduduk 5 juta orang.

                Cortes berasal dari keluarga bangsawan kecil, dia lahir pada tahun 1485 di Medillin Spanyol. Ia belajar ilmu hukum di Universitas Salamanca. Saat usianya beranjak sembilan belas tahun, dia pergi meninggalkan Spanyol menuju benua Amerika untuk mengubah hidupnya. Dia tiba di daerah Hispaniola pada tahun 1504 dan menetap didaerah itu dan menjadi seorang petani pemilik lahan dalam ukuran lokal (Don Yuan).
                Bakat kepemimpinannya terlihat saat ia ikut dalam penaklukan Spanyol terhadap Kuba pada tahun 1511. Hal itu ditambah dengan saat ia menikahi ipar dari gubernur kerajaan untuk Kuba yaitu Diego Velasques setelah penaklukan Kuba berhasil dan dia pun menjadi walikota di wilayah Santiago.

    Proses Menaklukkan Meksiko
    Pada tahun 1518, Ve1asquez memilih Cortes menjadi kapten ekspedisi untuk menaklukkan Meksiko. Dengan 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara (termasuk dengan hanya 13 senjata api genggam dan 32 busur panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda), Cortes berlayar bulan Februari 1519 menuju Meksiko. Cortes bersama anak buahnya mendarat di tepi kota yang kini bernama Veracruz. Cortes berdiam dekat pantai barang sebentar, mengumpulkan segala informasi tentang Meksiko. Sebagai catatan bahwa setelah mengirim Cortes, Velasquez merasa was-was terhadap ambisi Cortes, dia pun berusaha untuk membatalkan misi itu, namun terlambat, Cortes telah berangkat.
    Dari informasi itu, dia tahu bahwa Meksiko pada waktu itu dikuasai oleh orang-orang dari suku Aztec yang terletak di pedalaman. Dia juga mencari tahu tentang suku Aztec itu, di mana di suku itu terdapat simpanan metal berharga mahal. Aztec juga dibenci oleh suku-suku Indian lainnya yang berada di bawah kekuasaannya yang pada nantinya akan dimanfaatkan oleh Cortes.
    Kebenarian Cortes untuk bisa menaklukkan Meksiko sudah sangat tinggi, namun hal ini berbeda dengan yang dirasakan oleh pasukannya. Sebagian tentaranya merasakan ketakutan saat melihat jumlah musuh yang sangat banyak. Melihat hal itu Cortes pun memutuskan untuk menghancurkan armadanya sendiri, agar para prajuritnya tidak bisa kabur dan pulang meninggalkan Cortes. Pada akhirnya pilihan pasukan Cortes hanya ada dua, yaitu maju berperang atau habis dibunuh Aztec.
    Saat Cortes dan pasukannya memasuki daerah pedalaman, mereka mendapat serangan dari orang-orang Indian dari suku Tlaxcalan. Mereka adalah suku Indian yang bebas berdiri sendiri. Tetapi sesudah kalah oleh Cortes dalam perang yang dahsyat dan berlangsung lama, orang-orang Tlaxcalan ini mengambil keputusan untuk bergabung dengan Cortes menghadapi Aztec yang memang sudah lama dibencinya. Cortes melanjutkan gerakannya menuju Cholula, tempat kediaman penguasa orang Aztec Montezuma II. Ternyata orang-orang Aztec itu sudah bersiap-siap melakukan serangan yang mendadak bagi Spanyol. Tetapi karena Cortes sudah punya informasi lebih dulu mengenai kegiatan orang Indian itu, dan Cortes pun menggempur lebih dulu dan melakukan penjagalan besar-besaran terhadap ribuan orang di Cholula. Sesudah penumpasan itu dia terus menuju ibukota Tenochtitlan (kini kota Mexico), dan pada tanggal 8 Nopember 1519 Cortes berhasil masuk dan menduduki kota tanpa perlawanan. Pemimpin Aztec, Montezuma dipenjarakan, kemudian dijadikannya boneka. Sudah dapat dilihat bahwa tampaknya kerja penaklukan sudah dirampungkan secara tuntas.

    Serangan Pasukan Spanyol Lain dan Pergolakan Tenochtitlan
    Setelah berhasil dalam menaklukkan suku Aztec, tanpa diduga datang pasukan Spanyol lain di bawah pimpinan Panfilo de Narvaez yang membawa perintah untuk menangkap Cortes. Cortes meninggalkan sebagian pasukannya di Tenochtitlan dan bergegas memimpin sisa pasukannya kembali ke pantai untuk menghadapi Narvaez. Cortes pun berhasil mengalahkan pasukan Narvaez dan membujuk pasukan Narvaez yang tersisa bergabung dengannya.
    Tetapi, pada saat dia kembali ke Tenochtitlan, telah terjadi pertentangan pada anak buah yang ditinggalkannya dengan orang-orang Aztec. Pada tanggal 30 Juli 1520 pemberontakan terjadi di Tenochtitlan dan pasukan Spanyol mengalami kekalahan dan mundur ke Tlaxcala.
    Cortes akhirnya dapat tambahan pasukan dan di bulan Mei berikutnya dia kembali menyerang Tenochtitlan. Kota itu kembali dikuasai Cortes pada tanggal 13 Agustus. Sesudah itu pendudukan Spanyol atas Meksiko boleh dibilang aman meskipun Cortes masih harus melakukan pembersihan di daerah-daerah taklukan di sekitar daerah pedalaman. Tenochtitlan dibangun kembali dan diberi julukan baru "Meksiko Baru" dan menjadi ibukota daerah jajahan Spanyol baru.

    Rahasia Kemenangan Cortes
                Perbedaan jumlah yang sangat jauh antara pasukan yang dibawa Cortes dengan orang suku Aztec sangat lah jauh. Namun dengan taktik yang jitu Cortes mampu mengalahkannya dan menguasai Meksiko. Tentu muncul pertanyaan, mengapa Cortes bisa melakukannya?
    Memang, kuda dan senjata api adalah salah satu faktornya. Tetapi, dihitung dari jumlahnya yang tidak besar tidaklah cukup sebanding dengan hasil sukses yang diperolehnya. (Perlu dicatat, dua ekspedisi Spanyol terdahulu tak satu pun yang berhasil menetap dan membuat penaklukan permanen). Sudah barang tentu kepemimpinan yang melekat pada diri Cortes, keberanian serta kemantapan tekadnya merupakan penyebab utama kesuksesan. Faktor lain yang tak kurang pentingnya adalah kemahiran diplomasinya. Cortes bukan saja menghindar mendorong orang-orang Indian bersatu melawannya, tetapi dia berhasil membujuk sejumlah orang-orang Indian bergabung dengannya menghadapi Aztec.
    Selain itu Cortes juga dibantu oleh dongeng yang ada pada suku Aztec mengenai dewa Quetzalcoatl. Menurut dongeng Indian, dewa ini dulu telah mengajarkan orang-orang Indian dalam hal pertanian, pertambangan dan pemerintahan. Dewa itu digambarkan sebagai orang yang tinggi besar, berkulit putih dan berjanggut tebal. Suatu saat sang dewa akan kembali dan mengunjungi lagi orang-orang Indian. Dewa itu pergi lewat "lautan timur" yakni Teluk Meksiko. Tentu saja Montezuma berpikir bahwa jangan-jangan Cortes-lah dewa yang kembali dan ini jelas sekali tercermin dalam tingkah lakunya. Dengan sendirinya, reaksi Montezuma menghadapi penjajah Spanyol lemah dan tak punya pendirian tegas.

    Akhir dari Cortes
                Cortes memang seorang diplomat jempolan ketika berunding dengan Indian, akan tetapi dia tidak selalu berhasil dalam pergulatan politis dengan lawan-lawannya sesama orang Spanyol. Raja Spanyol menghadiahkannya tanah-tanah yang membuatnya kaya raya serta mengangkatnya jadi bangsawan tetapi menggesernya dari kedudukan selaku Gubernur Meksiko.
    Cortes pulang ke Spanyol tahun 1540 dan menghabiskan tujuh tahun sisa umurnya. Dia banyak mengajukan usul-usul kepada raja supaya berkenan mengembalikan kedudukannya sebagai gubernur di "Spanyol Baru." Usaha ini sia-sia belaka. Tatkala Cortes tutup umur ditahun 1547 dekat Serville, Spanyol, dia merupakan seorang hartawan tetapi dirundung pelbagai kegagalan. Tanah perkebunannya yang luas di Meksiko diwariskan kepada puteranya.
    Secara garis besar Cortes memang punya pembawaan serakah dan ambisi. Seorang pengagum yang mengenalnya dari dekat melukiskannya selaku seorang yang kejam, congkak, serampangan, slebor dan gemar bikin onar. Tetapi berbarengan dengan itu Cortes pun punya tabiat yang mengagumkan: berani, penuh kepastian, dan cerdas. Umumnya dia berwatak menyenangkan. Meski seorang pemimpin militer yang teguh, dia tidak ganas tanpa alasan. Beda dengan Pizarro yang umumnya dibenci, Cortes bergaul rapat dengan orang-orang Indian dan mencoba memerintah mereka dengan kebijakan dan bukan dengan tangan besi.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel