Sejarah Keramik
Menurut ilmuwan Amerika
Serikat lulusan Universitas Harvard bernama Peter J Lu takjub dengan karya para
seniman Muslim di abad ke-12 M. Ilmuwan itu menemukan fakta bahwa para pembuat
keramik Muslim di era kekhalifahan sudah menguasai quasicrystalline geometry.
Padahal quasicrystalline geometry merupakan sesuatu yang dipahami para
ahli matematika Barat baru 30 tahun terakhir ini.
Menurut
Emily Stockin dalam tulisannya bertajuk The Pottery of Islam, para
seniman Muslim mampu mengembangkan beragam teknik baru pembuatan keramik yang
khas Islam. Tembikar Islam merupakan karya yang paling termasyhur karena
lapisannya yang berkilau, unik dengan desain hiasan nan estetis.
Pada
era keemasan Islam, sudah menggunakan lantai keramik sebagai motif hiasan utama
dalam arsitekturnya. Pada masa kekhalifahan, negeri-negeri di Timur Dekat
seperti Iran, Irak, Suriah dan Mesir merupakan sentra utama produsen keramik
Islam. Menurut Stockin Sejarah keramik Islam yang berkembang di sentra industri
keramik itu dapat dibagi dalam tiga periode. Pertama adalah periode awal yang
berlangsung dari abad IX hingga abad XI. Kedua adalah periode pertengahan dari
abad XII hingg abad XIV. Periode ketiga berlangsung dari abad XV hingga abad
XIX.
Pada
periode awal seniman Muslim sudah mengembangkan ide tentang lusterware˗˗
jenistembikar atau porselin dengan lapisan metalik yang memberi efek warna.
Pembuatan lusterware melalui 3 proses pembakaran. Pada masa itu di era
kekuasaan Dinasti fatimiyah, keramik atau porselin diproduksi di Mesir.
Tembikar khas negeri Piramida itu dilukis dengan gambar burung, hewan-hewan
serta manusia. Lusterware juga dikembangkan dan diproduksi di Persia dan
Afghanistan.
Sepanjang
abad 1175 M – 1225 M industri keramik berkembang dengan pesat di kawasan Timur
Dekat. Pada era itu, kota Rayy dan Kashan, di utara Persia tengah menjadi
sentra beragam jenis tembikar. Pada abad ke-13 M, keramik mulai muncul di
Kashan, Mesir. Sepanjang abad ke-13 – 14 M, beragam jenis keramik diproduksi di
Kashan. Pusat industri keramik itu juga diakui sebagai penghasil ubin lantai
yang termasyhur. Pada periode pertengahan, Mesir juga menjelma menjadi sentra
industri keramik yang maju yang saat itu berada di bawah kekuasaan Dinasti
Mamluk. Terlebih, negeri tiu tidak mampu ditembus oleh tentara Mongol.
Pada
masa kekuasaan Mamluk, produksi keramik berkembang pesat karena banyak seniman
dari wailayah yang ditarik untuk berkreasi di Mesir. Ciri khas keramik yang
diciptakan seniman Mamluk adalah menampilkan tema-tema keagamaan. Pada periode
akhir, ada tiga jenis keramik atau tembikar yang berkembang di dunia Islam.
Salah satu keramik yang terkenal adalah tembikar Kubachi dan Iznik. Salah satu
pusat industri keramik pada periode terakhir berada di Kirman. Para pembuat
keramik membuat tiruan keramik Cina. Teknik dan desain keramik Islam telah
memberikan pengaruh terhadap seni keramik di negara-negara Eropa seperti
Italia, Prancis, Spanyol dan Inggris. Bahkan para seniman Spanyol sering
menggunakan desain Islam dalam mebuat aneka produk keramik yang dikenal dengan
nama Hispano-Moresque.
Ciri
khas keramik Islam dimana para seniman mampu memadukan bahan seperti emas dan
perak. Sehingga tembikar yang dihasilkan diakui sangat anggun dan cantik.
Selain itu juga menghadirkan kilauan metalik yang memukau. Para seniman Muslim
di era kekhalifahan selain membuat lantai keramik yang digunakan untuk
menghiasi dinding dan lantai, merekapun membuat beragam barang kebutuhan
sehari-hari seperti cangkir, gelas, piring, mangkuk, botol dan penampung air
dari tembikar.
Pada era Dinasti Abbasiyah, mulai
berkembang keramik dengan desain ukiran. Ciri-ciri keramik jenis ini memiliki
desain geometris atau bentuk-bentuk flora yang dimasukkan dengan cara
distempel. Keramik jenis ini dapat ditemukan di Samara, Irak, Fustat dan Mesir.
Penaklukan daerah akibat ekspansi oleh kerajaan akan berpengaruh dari
perkembangan seni, sehingga muncul perpaduan seni antara keduanya.
No comments:
Post a Comment