• GOEDANG BIOGRAFI

    Tuesday, June 21, 2016

    SEJARAH DAN KEUNIKAN MASJID PURO PAKUALAMAN YOGYAKARTA



    SEJARAH DAN KEUNIKAN MASJID PURO PAKUALAMAN (DI YOGYAKARTA)



    MASJID ini terdapat di kauman, Kecamatan Paku Alam, kota Yogyakarta. Didirikan oleh Sri Paku Alam II, atas  saran  Paku Alam I. Masjid ini didirikan setahun setelah usianya perang Diponegoro (1831). Kejelasannya, bisa dibaca pada prasasti yang terdapat di dinding serambi masjid, yang ditulis dengan huruf Jawa dan Arab.
    Sri Paku Alam I atau Pangeran Notokusumo, wafat pada tahun 1829. Jadi setahun  sebelum usianya Perang Diponegoro. Dua tahun berikutnya, batulah KRT Notodiningrat atau Sri Paku Alam II memulai pembangunannya. Sri Paku Alam II ini  berkuasa atas daerah Kadipaten Paku Alam, Kadipaten Karang Kemuning, dan Kadipaten Kulon Progo. Adapun Kadipaten Paku Alam ini, kini menjadi Kecamatan Paku Alam.
    Bersamaan dengan berdirinya masjid ini, Belanda mengadakan perjanjian dengan Sri Paku Alam II. Ini perjanjian politik, yang tentu saja memperketat wilayah kekuasaannya. Tetapi Sri Paku Alam II berkuasa selama 28 tahun. dari Tahun 1830 sampai 1858.
    Namun beliau tercatat pula sebagai seniman ulung. Ahli gending, gamelan dan pencipta beberapa sendratari Jawa.Lebih dari itu, beliau juga menulis buku Serat Baratayuda dan Serat Dewaruci yang menjabarkan kalimat-kalimat sahadat dan sifat-sifat Allah yang 20 itu. Sebagai putra kelahiran tahun 1786, beliau mewariskan tarian-tarian Beksan Baratayuda; Lawung Ageng; Gadung Mlati; Ladrang; Inum; dan Puspa Warna.

    Masjid Paku Alaman ini berbentuk segi empat. Dulu di halamannya terdapat kolam yang luas. Tetapi sekarang sudah tiada, dan di ganti dengan serambi guna menampung kian banyaknya para jemaah.

    Bermula sebagai masjid yang sederhana, persegi empat dan berserambi sempit, lalu serambinya diperluas ke kiri dan ke kanan. Bahkan juga kedepan, menggantikan bekas kolam. Didalam masjid terdapat mihrab atau pengimaman yang berkerai sebagai pelindung bagi Sri Paku Alam jika sedang bersembahyang disana.

    Masjid ini sudah mengalami renovasi berulang-ulang. Pada saat Paku Alam VII dan VIII, telah mendapatkan pembaharuan-pembaharuan yang sangat berarti. Hal ini bisa dibaca pada prasasti yang terdapat di pintu timur, dengan huruf Arab dan Jawa yang memuat catatan-catatan sejak berdirinya masjid lengkap dengan masa-masa perbaikannya.

    Dari Condrosangkolo-nya, bisa diketahui bahwa masjid telah didirikanya tahun 1767, diresmikan oleh Gusti Pangeran Aryo Rider Paku Alam II. Dibantu oleh Patih Raden Rio Natareja dan Penhulu KH Mustanal. Sedangkan puncak masjidnya berbentuk mahkota.

    Masjid ini bercat kuning. Di dalamnya terdapat mimbar keraton, tiga buah lampu gantung yang indah dan tujuh buah kipas angin. Induk masjid memiliki luas 144 meter persegi. Bangunan masjid di sangga oleh 12 tiang jati. Sementara itu dibagian barat terdapat juga ruang perpustakaan, almari-almari dan sebuah beduk. Sedangkan di bagian timur terdapat 12 tiang tanpa tembok. Dinding masjid setinggi satu setengah meter, dilapisi dengan tegel keramik. Sementara tiga buah pintu induk masjid terbuat dari kayu jati yang tebal.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel