• GOEDANG BIOGRAFI

    Tuesday, June 21, 2016

    MASJID AGUNG PAYAMAN DI MAGELANG: Konon Jendral Sudirman Menyempatkan Sholat Di Masjid Ini Sebelum Terjun Perang dalam Pertempuran Ambarawa



    MASJID AGUNG PAYAMAN DI MAGELANG:  Konon Jendral Sudirman Menyempatkan Sholat Di Masjid Ini Sebelum Terjun Perang dalam Pertempuran Ambarawa



    MASJID Agung Payaman terletak di pinggir jalan raya dari Magelang ke Secang, Kabupaten Magelang. Masjid ini tak bernama. Namun orang sudah terlanjur menyebutnya demikian. Masjid ini  tidak pernah sepi, terbuka siang malam 24 jam siap menunggu siapa saja.

    Tujuhpuluh tahun lalu di sana terdapat dua orang kiai yang tersohor. Yakni Kiai Haji Syirod dan Kiai Haji Dalhar. Akan halnya KH Dalhar, berasal dari Pesantren Watucongol, Magelang, yang juga sudah cukup terkenal sejak dulu. Tetapi memang sudah sejak zaman Belanda dulu kegiatan keagamaan yang tidak jarang jemaatnya menumpahi jalan raya ini, tak pernah diusik oleh Belanda.

    Kabar burung mengatakan, semuanya ini bisa berlangsung berkat hubungan antara para umaroh dan ulama sangat baiknya. Ketika itu Magelang di bawah pemerintahan Bupati R. Danuningrat. Sementara ulamanya dibawah KH Syirod. Nah sejak itulah semuanya berjalan dengan tertib dan lancar. Itulah pula sebabnya Jendral Sudirman ketika mau menyerbu kota Ambarawa menyempatkan mampir bersembahyang di masjid ini.

    Masjid ini tidak terlalu besar. Hanya menampung sekitar 300 jemaah di kala bulan Ramadan. Tetapi yang datang sehari-hari tak pernah berhenti, karena selalu saja adanya kegiatan agama di sana. Ya, salat, mendengarkan ceramah, berdoa, mengaji dan sebagainya. Ruangan tengahnya hanya 10 kali 10 meter.Tetapi kemudian dilengkapi dengan serambi depan, kanan dan kiri. Serambi depannya, malahan lebih besar. Berukuran 14 kali 10 meter dan berkubah di atasnya. Perbaikan-perbaikannya terus berlangsung manakala terlihat adanya kekurangan/ kerusakan.

    Oleh karena banyaknya para jemaah yang datang dari lain kota yang ingin salad berjamaah di sana berminggu-minggu lamanya (40 hari), maka dampaknya adalah banyaknya rumah penduduk disewa oleh mereka, serta kian suburnya tempat-tempat makan dan belanja. Memang pihak masjid telah mengusahakan adanya semacam asrama. Tetapi toh tidak cukup juga. Celakanya lagi, ada di antara mereka yang enggan pulang kembali ke kampung asalnya.
    Itulah Masjid Agung Payaman yang cukup terkenal bukan karena masjidnya, tetapi karena daya tariknya yang mampu mengundang jemaah selama 24 jam dari berbagai penjuru tanah air. Mereka datang seperti laiknya pergi haji. Mereka merasa setingkat lebih berarti sepulangnya dari Payaman, kota kecil yang sebenarnya sunyi itu.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel