• GOEDANG BIOGRAFI

    Thursday, May 26, 2016

    KISAH ISLAMI SUNAN KALIJAGA (Raden Said)



    KISAH ISLAMI SUNAN KALIJAGA (Raden Said)

    Desa Kadilangu, di mana makam Sunan Kalijaga berada, terletak di sebelah selatan kota Demak. Jaraknya, tak lebih dari 4 kilometer. Sedangkan Demak hanya 25 km dari kota Semarang ke arah timur, dan 35 km dari Kudus ke arah barat. Jelasnya, terletak di antara dua kota tersebut. Semarang dan Kudus.
    Demak terkenal karena masjidnya yang tiang-tiang penyangga utamanya terbuat dari tatal yang disusun tanpa perekat (sayang sekarang sudah di bungkus dengan papan jati, sehingga tatal-tatalnya tak terlihat lagi), konon tiang-tiang itu buatan Raden Said (Sunan Kalijaga) yang mempunyai kesaktian di luar kemampuan manusia pada umunya.
    Akan halnya Raden Said yang kemudian dikenal sebagai Sunan Kalijaga itu, adalah putra adipati Tuban Raden Sahur Tumenggung Wilatikta dan murid tersayang Sunan Bonang. Tetapi pada masa remajanya, mempunyai kegemaran mengamati kehidupan rakyat kecil yang hidup menderita. Sebagai akibatnya, tidak jarang beliau lalu mengambili harta orang tuanya untuk membantu mereka. namun setelah tak ada lagi yang bisa diambilya, mulailah beliau mendatangi orang-orang kaya dan merampasi hartanya. Selanjutnya, membagi-bagikan perolehannya itu untuk mereka yang menderita.

     
    Akan tetapi setelah menjadi ulama dan mubaliq, beliau tak kurang cerdiknya. Untuk mengislamkan orang-orang sekitar Demak tak cukup dengan dakwah-dakwah dan berkasidahan saja. Raden Said yang ternyata juga seorang seniman itu “menghalalkan” gamelan, gending/tembang dan wayang sebagai sarana dakwahnya. Beliau tahu betul bagaimana mendekati hati rakyat tanpa adanya perasaan ditekan. Maka dengan caranya yang persuasif itulah rakyat atau orang jawa pada umunya berhasil “ditaklukkannya”. Mereka masuk Islam tanpa paksaan. Mereka menerima dengan hati terbuka.
    Tradisi Grebeg Maulud pun sebenarnya beliaulah yang merintisnya. Dan tradisi inilah yang kemudian dilestarikan oleh keraton Surakarta dan Yogyakarta, yang lalu disebutnya sebagai Sekaten. Sedangkan kata itu sendiri, berasal dari Sahadat tain, yang kini telah menyatu dengan bedug, gamelan Kiai Nagawita dan Kiai Guntur Madu yang dianggap keramat itu. Bahkan gongnya, konon juga diciptakan Raden Said karena saat itu belum ada gong sebesar itu.
    Sedangkan Sunan Muria, adalah putra menantu Sunan Kalijaga. Tetapi Sunan Kalijaga adalah murid Sunan Gunung Jati, sekaligus menantunya. Juga saat mudanya, berguru pada Sunan Ampel dan Sunan Bonang. Kenapa jadi Kalijaga?
    Karena harus bertapa di pinggir kali yang cukup lama atas perintah Sunan Gunung Jati. Maka sekembalinya ke Demak, lalu mendapat julukan  demikian.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel