KISAH PARA WALI
SONGO: SUNAN DRAJAT (Raden Qosim)
Nama kecil Sunan Drajat adalah Syarifuddin, atau biasa dipanggil Raden
Qosim. Beliau adalah juga putra Sunan Ampel dengan Dewi Chandrawati.
Sebagaimana sang ayah, kemudian menjadi penganjur agama Islam yang terkenal.
Beliau ikut juga mendirikan Kerajaan Demak dan menjadi penganjur agama yang
setia. Sedangkan daerah operasinya, di Jawa Timur.
Sunan Drajat terkenal juga sebagai seorang sosiawan.
Beliau sangat memperhatikan nasib rakyat kecil. Sebab itu beliau berjuang untuk
mengadakan perbaikan nasib bagi mereka. Hal ini memang sejalan dengan fatwa
Islam dimana kasih sayang harus diberikan kepada sesamanya, terutama pada kaum
duafa yang menderita.
Adapun ajaran beliau dirumuskan
dalam beberapa butir petuah.
Antara lain :
a. Berikan
tongkat kepada yang buta.
b. Berikan
makan yang lapar.
c. Berikan
pakaian pada yang telanjang.
d. Berikan
tempat berteduh bagi yang kehujanan.
Atau dengan kata lain, bisa kita simpulkan dengan :
a. Berikan
pendidikan atau tuntunan bagi yang bodoh.
b. Bantulah
hidup si miskin.
c. Budayakan
mereka yang belum berbudaya.
d. Lindungilah
mereka yang hidup renta.
Makam beliau terletak di desa Drajat, Kecamatan
Paciran, Kabupaten Lamongan. Beliau adalah adik kandung Sunan Bonang. Kemudian
oleh sang ayah, Sunan Ampel, diberi tempat berdakwah di sebelah barat Gresik.
Yakni antara Gresik dan Tuban. Lalu mulailah mendirikan pesantren di Jelag.
Kemudian setelah tiga tahun di sana, pindah ke Dalem Dhuwur, suatu tempat di
atas bukit. Nah, di tempat inilah sekarang dibangun museum gamelan
peninggalannya. Seperti halnya Sunan Bonang, beliau dikenal juga sebagai
pengarang tembang. Tembang pangkur itulah peninggalannya.
Keluarga Sunan Ampel memang mencintai kesenian.
Demikian pula Sunan Drajat. Beliau menguasai juga gamelan, tembang dan wayang.
Ikut juga mendirikan Masjid Demak, dan sebagai anggota Walisongo beliau juga
merupakan pendukung Kerajaan Demak-Bintoro.
No comments:
Post a Comment