KONON SI PITUNG PERNAH BERSEMBUNYI DI MASJID INI: SEJARAH MASJID JAMI AL ATIQ (JAKARTA)
MASJID ini
merupakan peninggalan Sultan Banten I Maulana Hasanudin, yang pemerintahannya
berpusat di Banten Lama. Beliau adalah putra Syarif Hidayatulah dari istri
pertama, Ratu Kaung Anten. Masjid ini didirikan pada abad XVI. Bangunannya
bersusun tiga, melambangkan sebuah panah.
Dulunya beratap
sirap. Tetapi kemudian diganti dengan genting hingga sekarang. Dulunya, terdapat
banyak ukir-ukiran pada langit-langitnya. Tetapi kemudian hilang tak jelas
kemana perginya. Tetapi sementara orang mengatakan, kini disimpan di Dinas
Museum Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Pembangunannya, bersamaan dengan masjid
Karang Ampel di Jawa Tengah, yang juga didirikan oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Bersamaan dengan
lajunya jaman, Masjid Al Atiq ini juga mengalami beberapa kali perbaikan. Namun
keempat tiang utamanya yang terbuat dari kayu itu masih tetap dipertahankan.
Pada tahun 1691 saat VOC mulai membangun kota Batavia, masjid ini sudah mulai
rusak. Namun oleh penemunya, Pangeran Jayakarta yang sedang menyusuri Kali
Ciliwung, segera diperintahkan untk dipugar dan dihidupkan kembali.
Menurut cerita
rakyat, masjid ini dulu pernah dipakai sebagai tempat persembunyian Si Pitung
yang sedang diburu oleh tentara Belanda pada tahun 1890-an. Di dalam masjid
ini, terdapat benda kuno yang tersimpan. Yakni berupa Tongkat yang ada dalam
mimbar yang dipakai khatib saat bersalad jumat.
Pada tahun 1996
lalu, Jakarta dilanda hujan deras dan banjir. Tetapi masjid ini selamat tidak
terendam, meskipun letaknya tak jauh dari Sungai Ciliwung. Bukan karena
apa-apa, tetapi karena masjid ini telah dibuat lebih tinggi. Maka jadilah
masjid ini tempat penampungan para pengungsi sampai banjir yang mencapai tinggi
dua meter itu menyurut. Namun apa akibatnya?. Banyak kitab-kitab suci,
arsip-arsip penting yang hilang. Siapa pengambilnya? Tentu saja sulit ditebak. Wong keadaan sedang tidak menentu
seperti itu.
No comments:
Post a Comment