• GOEDANG BIOGRAFI

    Thursday, June 9, 2016

    The second chance's: Perjuangan Ira Eframti Sari Melawan Tumor Ovarium



     The second chance's: Perjuangan Ira Eframti Sari Melawan Tumor Ovarium


    Masa kecil adalah waktu yang paling indah untuk bermain dengan teman-temannya. Mengekspresikan keceriaan di masa itu, karena belum adanya beban permasalahan hidup. Ada ungkapan yang mengatakan “Masa Kecil Kurang Bahagia”. Itu sebagai gambaran bahwa di masa kecil dia tidak mengeksplorasi keceriaannya, bisa jadi karena faktor tekanan keluarga, tekanan ekonomi dan lain-lain. Tapi umumnya masa kecil merupakan masa yang paling indah.
    Tapi tidak semua anak akan merasakan hal indah. Kadang mereka harus menerima banyak tekanan hidup, terlahir dengan segala keterbatasan, tiba-tiba menderita penyakit serius yang mendekatkan pada maut. Seperti sosok wanita ini, dulunya pernah mengalami keadaan berada di titik tengah antara hidup dan mati. Dia pernah tidak merasakan kehidupan hampir dalam satu bulan. Keadaan yang tidak sadarkan diri / koma membuatnya dia tidak bisa melihat kehidupan dunia. Hanya nafas yang mencirikan dia masih hidup. Tapi badan lemas tak sadarkan diri berbaring di tempat tidur. Hanya slang yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk membantu dirinya bisa bertahan hidup.
    Ira Eframti Sari di usianya yang masih muda 10 tahun (kelas 4 SD) menderita tumor. Awalnya ada benjolan di bagian perut, kemudian di periksakan ke RS Sarjito, Yogyakarta. Di rumah sakit ini analisis penyakitnya lama sekali karena diperiksa dengan detail. Penyebabnya kata dokter adalah bawaan dari lahir, bisa jadi sel yang tumbuh tidak maksimal. Sebelumnya dia tidak pernah menderita penyakit yang serius. Kalau sakit hanya sakit biasa pada anak-anak seperti pilek, batuk dan lain-lain. Kalau mengkonsumsi makanan yang mengandung micin juga tidak terlalu banyak, masih kategori standar.
    Diketahui Ira menderita tumor di ovarium. Karena saat itu bulan puasa dan menjelang lebaran, ia meminta mamanya agar periksanya dilanjutkan setelah lebaran. Karena dia ingin merayakan lebaran dulu. Sore itu dia sempat ikut mengaji TPA, kebetulan anak ini murid TPA penulis. Tak disangka Alloh berkehendak lain, besoknya tiba-tiba dia mengalami kejang-kejang sehabis maghrib. Dimungkinkan karena daya tahan tubuhnya sudah tidak mampu. Ira langsung dilarikan ke RS Panti Rapih. RS ini meminta hasil diagnosa dari rumah sakit sebelumnya. Disana langsung diambil tindakan operasi di bagian ovarium.
    Setelah dilakukan operasi, meskipun efek obat bius sudah hilang, dia mengalami koma selama kurang lebih 28 hari. Waktu yang cukup panjang jika digunakan untuk menunggu pasien. Saat koma itu perasaannya bagaimana, dia sama sekali tidak tahu dan tidak bisa menceritakan ketika penulis menanyakan lebih detail. Karena tidak sadarkan diri jadi dia tidak ingat apa-apa. Selama 28 hari itu, asupan makan, minum dan BAB melalui slang.
    Pasca operasi kondisinya cukup kritis, waktu yang cukup mendebarkan. Untuk itu pihak keluarga mengadakan doa bersama untuk kesembuhan anaknya tercinta. Selain itu keluarga juga meminta doa-doa setiap perkumpulan bapak-ibu. Tak henti-hentinya keluarga, kerabat, tetangga, keluarga TPA terus mendoakan kesembuhan Ira. Kami tidak mengira adik yang masih cukup kecil ini sudah menderita tumor.
    Setelah melewati masa-masa kritis, ia menjalani 5 kali siklus kemoterapi dan 29 kali penyinaran. Tujuannya untuk membunuh sel-sel yang masih ada. Menginap dua minggu di Sarjito untuk kemoterapi, selanjutnya ada jadwal kemoterapinya. Akibat dari kemoterapi rambutnya menjadi rontok. Dari tiap-tiap proses menjalani pengobatan dia abadikan dalam foto. Selang sekitar 9 bulan, Ira menjalani operasi yang kedua karena diduga masih ada tumor di dalam ovariumnya. Tapi setelah operasi dilakukan ternyata tumornya sudah tidak ada, hanya usus yang menempel di perut. Dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
    Dari kejadian ini, ia bisa mengambil hikmah dimana masih diberi umur panjang dan selalu bersyukur atas nikmatnya. Kini ia sudah memasuki bangku kuliah dan sedang menjalani KKN. Tak menyangka waktu kecil pernah menderita sakit serius dan kecil kemungkinan harapan hidupnya. Tapi berkat dan pertolongan Allah, usaha dan doa yang mereka panjatkan sekarang dia bisa menghirup udara segar bahkan bisa melanjutkan ke jenjang kuliah. Ini merupakan bonus dari Allah, mungkin saat itu bisa hidup saja sudah bersyukur tapi Allah malah memberinya lebih dengan bisa melanjutkan pendidikan untuk menggapai cita-citanya.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel