The Second
Chance's: Kisah Mati Suri Azlina
Kisah
mati suri hingga kini terus menjadi berita menarik. Begitu pun kisah yang
pernah dialami olah Azlina tahun 2006 di usianya ke 24 tahun. Kejadian ini
tentu membuat heboh warga desa Pematang Duku, kecamatan Bengkalis. Antara
percaya dan tidak dengan cerita mati suri itu. Wanita yang biasa dipanggil Iin
ini merupakan mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis yang
mengalami mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Gadis yang
bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag), Bengkalis mengaku
selama mati suri diperlihatkan berbagai kejadian alam barzah dan akhirat serta
beberapa kejadian yang menyangkut amal dan perbuatan selama di dunia.
Azlina adalah seorang anak yatim yang
hidup sederhana. Sejak kecil
beberapa cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya
terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang SMA ia
termakan racun, oleh karena itu ia menderita selama tiga tahun. Sejak usia 20 tahun lalu ia menderita
penyakit kelenjar gondok alias hipertiroid. Gondok
menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karenanya pada tanggal 25 Agustus 2006 ia
ditemani pamannya berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka,
Malaysia. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa operasi baru
bisa dilakukan setelah tiga bulan karena tekanan darah tinggi. Jika dioperasi akan terjadi pendarahan.
Oleh karena itu Azlina hanya diberi obat. Namun kondisinya lemah, ia merasa
gelisah dan memaksa pamannya untuk dibawa ke Rumah Sakit Mahkota lagi pada
pukul 12 malam. Ia langsung dimasukkan ke Unit Gawat Darurat (UGD). Saat itu
denyut jantung dan nafasnya sesak lalu dibawa ke ruang perawatan.
Namun esoknya 26 Agustus
2006 kondisi anak sulung dari tiga bersaudara ini kritis. Jika dilihat dengan
kasat mata Azlina tampaknya seperti mau mengahadapi kematian. Detak jantung
melemah dan tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor memperlihatkan
denyut jantung berupa garis lurus. Pamannya sempat memandu membaca dua kalimat
syahadat dan kalimat toyibah (Laailaahaillallah) sebanyak dua kali. Azlina juga
sempat melafazkan syahadat dan kalimat toyibah saat ajal menjemput. Rustam
melihat Azlina koma dan dinyatakan tidak bernyawa sekitar 1 jam. Kemudian
menanyakan ke suster bahwa Azlina dalam kondisi kosong. Memang saat itu dokter
belum memberikan pernyataannya mengenai kondisi Azlina. Namun Rustam dan beberapa
anggota keluarga menyaksikan Azlina seperti sudah meninggal.
Hal
ini tentu membuat Rustam sedih, kemudian beberapa dokter MMC Malaka memeriksa
dan mengecek kondisi Azlina. Rustam sempat menghubungi keluarganya di Bengkalis
memberitahu kondisi terakhir Azlina dan bagaimana besok membawa jenazah Azlina.
Setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat bergerak menandakan denyut
jantung Azlina berdenyut kembali. Untuk perawatan lebih lanjut dia kemudian
dimasukkan ke ruang ICU. Setelah dua hari dua malam kemudian ia dinyatakan
melewati masa kritis. Hari kedua Azlina sadar sekitar jam 3 sore, kalimat
pertama yang diucapkan adalah “ Pak pulang, Iin takut”. Hari keempat kalimat
yang diucapkan, “Pak, mati itu sakit”.
Saat masa kritis, Azlina mengaku melihat ketika nyawanya
dicabut oleh malaikat. Waktu itu nyawanya dicabut dari kaki kanan oleh
malaikat. Sakitnya seperti ditusuk pedang, seperti binatang dikuliti
hidup-hidup. Setelah roh berpisah dengan jasad, Azlina menyaksikan orang-orang
yang masih hidup ada dokter dan pamannya
serta jasadnya yang terbujur kaku di tempat tidur. Pamannya menuntun kalimat
toyibah dan syahadat. Setelah itu
datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalamu’alaikum kepada ruh Azlina.
Malaikat itu tampak besar, bentuk laki-laki tapi mukanya sama, berpakaian
ihrom. Wajahnya sulit digambarkan. Kalau memanggil rasanya jantung mau copot
dan gemetar. Malaikat itu pun menanyakan: “Siapa Tuhanmu?”, ruh Azlina
menjawab: “Alloh.” “Siapa pemimpinmu ?”, ruh Azlina menjawab : “Muhammad
SAW”. “Apa agamamu”, ruh Azlina
menjawab: “Islam.” “Siapa kedua orangtuamu” dan “Siapa mahrommu”. Ruh Azlina
menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar.
Kemudian dibawa dua
malaikat menuju ke suatu tempat. Azlina mempunyai keinginan untuk bertemu
dengan ayahnya bernama Hasan Basri yang sudah lama meninggal. Di tempat itu
Azlina bertemu dengan sosok pria muda berusia 17 – 20 tahun dengan wajah
bersinar dan berseri-seri. Melihat pria muda itu, Azlina tetap ingin bertemu
dengan ayahnya. Kemudian malaikat itu memberi tahu bahwa sosok pria muda itu
adalah ayahnya. Azlina tidak menyangka karena ayahnya meninggal pada usia 55
tahun. Kemudian sang ayah menanyakan maksud kedatangan Azlina. Dia menjawab
semata-mata untuk memenuhi panggilan Alloh SWT. Ayahnya menangis dan menyuruh
Azlina pulang karena di rumah tidak ada orang kasihan ibu dan adik-adiknya.
Namun Azlina tetap menjawab bahwa janjinya pada Alloh sudah sampai. Namun
tiba-tiba ayahnya terus menghilang.
Setelah berdialog dengan
ayahnya, Azlina dibawa oleh dua malaikat menuju suatu tempat yang dipenuhi
wanita memakai baju rapi dan berjilbab. Disitu dia dicium pipi kanan dan kiri
wanita-wanita muslimah tersebut. Tidak hanya itu Azlina juga bertemu dengan
1000 malaikat dengan wajah berseri dan seluruhnya sama. Di tempat itu Azlina duduk di kursi yang
empuk seakan dilapisi dengan delapan busa. Tiba-tiba sosok wanita yang mirip
dengan dirinya menghampiri. Wanita yang berada di sebelah kanannya itu berkata
bahwa dirinya adalah amal ibadahnya selama di dunia yang akan menemaninya
sampai yaumul akhir. Kemudian saat duduk, Azlina ditemani amalnya dan dua
malaikat menyaksikan beberapa kejadian di akhirat.
Kejadian
itu diantaranya ada seorang pria berpakaian compang-camping, badannya
berlumuran darah nanah dan bau busuk. Tangan dan kakinya dirantai sementara di
atasnya memikul besi seberat sekira 500 ton. Melihat kejadian itu Azlina
bertanya pada amalnya. Pria tersebut rupanya semasa hidupnya suka membunuh dan
menyantet orang dan tidak pernah bertanggungjawab semasa hidupnya. Kemudian
Azlina melihat seorang laki-laki menghujamkan besi / timah panas pada
kemaluannya hingga menembus. Dia selama hidup di dunia adalah pezina. Kejadian
selanjutnya Azlina melihat seseorang yang disebat dengan rotan panjang hingga
kulit dan dagingnya mengelupas. Orang tersebut selama hidupnya tidak pernah sholat
bahkan menjelang ajal tak pernah menyebut syahadat.
Disitu
juga tampak dua pria saling membunuh dengan kapak. Ternyata orang tersebut
selama hidup di dunia suka bertengkar dan mengancam orang lain. Kejadian
terakhir seorang ibu yang dihempaskan ke lantai berkali-kali. Di lantai
tersebut ada pisau yang berdiri tegak dan ibu itu tersungkur lalu pisau itu
mengenai tubuhnya hingga mati. Gambaran itu menunjukkan selama hidupnya
merupakan anak durhaka yang tidak mengakui ibunya yang pikun bahkan malu kepada
orang lain.
Setelah diperlihatkan
kejadian dan gambaran kehidupan manusia, ia kemudian melewati malam yang sangat
gulita sehingga tidak bisa melihat amal dan dua malaikat yang mendampinginya.
Ketika kakinya berjalan tiga langkah, terdengar suara orang berdzikir,
Subhanalloh, Alhamdulillah, Allohuakbar kemudian amal menyuruh untuk segera
menangkap suara tersebut. Tapi Azlina tidak bisa menangkap, tiba-tiba lehernya
dikalungi seutas rantai berupa tasbih sebanyak 99 butir. Terdengar suara yang
memerintah Azlina untuk berzikir sepanjang perjalanan.
Dia
berjalan sepuluh langkah, tapi itu sama dengan 10 jam waktu di dunia. Saat
sampai pada langkah ke tujuh, dia melihat wadah menyerupai tapak sirih berisi
cahaya yang terpancar melalui lobang-lobangnya. Berkat cahaya itu ia bisa
membaca tulisan arab yang berbunyi “Khusnul Khotimah”. Di belakang tulisan arab
itu terdapat gambar Ka’bah. Ketika melihat tulisan dan gambar Ka’bah, dia dan
amalnya mengucapkan Alhamdulillah. Azlina mendekati cahaya itu dan mengambilnya
kemudian disapukan ke mukanya. Malam yang gelap gulita itu menjadi terang
benderang.
Setelah
berjalan jauh, ia mendengar suara adzan yang tidak seperti di Indonesia, namun
berada Mekkah. Dia meminta waktu kepada amalnya untuk menunaikan sholat.
Setelah mengerjakan sholat, Azlina hijrah ke tempat lain dengan perjalanan
selama 40 hari. Tempat yang dituju adalah Masjid Nabawi di Madinah. Di masjid
itu ia menyaksikan makam Nabi Muhammad dan sahabatnya. Di makam Nabi itu
terdapat pintu bercahaya, terlihat sosok Nabi Muhammad yang sedang memberi
makan fakir miskin. Dia diperlihatkan kejadian yang menakjubkan, tiba-tiba
cahaya “Khusnul Khotimah” lepas dari tangannya berubah menjadi api yang
menerangi ruangan, sehingga makam Nabi terlihat jelas. Dari balik makam Nabi
terlihat sosok manusia berawajah ganteng menyerupai malaikat, kulit kuning
langsat, mata sayu, pandangan luas terbentang dan tajam. Raut mukanya seperti
orang Asia yaitu oval tapi tidak kelihatan kepalanya. Tapi Azlina yakin bahwa
sosok manusia itu adalah Nabi Muhammad.
Melihat
peristiwa itu, lantas Azlina menanyakan kepada malaikat dan amalnya. “Mengapa
cahaya itu menerangi Nabi Muhammad sehingga dirinya bisa melihat dan mengapa
Nabi bercahaya?”. Jawaban malaikat dan amalnya bahwa Azlina adalah orang yang
mendapat syafaat dan hidayah dari Alloh. Mengenai wajah nabi yang bercahaya,
karena selama mengembangkan agama Islam selalu mendapat tantangan. Setelah itu
Azlina dan pengawalnya berbalik arah untuk pulang.
Ketika
perjalanan pulang dia menyaksikan kembali jutaan umat manusia sedang disiksa
dan menderita di sebuah lapangan. Orang-orang tersebut meronta-ronta agar
kiamat dipercepat karena mereka sudah tidak tahan lagi dengan siksaan. Mereka
mengaku menyesal selama hidup di dunia dan meminta dihidupkan kembali untuk
bertaubat. Jarak Azlina dengan mereka hanya lima meter, meskipun dekat Aslina
tidak bisa memberikan pertolongan.
Selama melihat kejadian
itu, Azlina membaca Al-Qur’an 30 juz, hafidz (hafal) dan khatam tiga kali.
Membaca yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat ke seluruh nabi dengan harapan
manusia yang Alloh siksakan terampuni dosanya. Tapi sayang Alloh tidak
mengampuni dosa-dosa mereka. Azlina berlari sepanjang Arab Saudi seperti
sepanjang Sabang sampai Merauke sambil menangis melihat kejadian itu. Ia diminta oleh malaikat untuk berdzikir
selama dua abad atau dua pertukaran zaman.
Hal ini ditandai dengan 1 Syawal yang jatuh pada 31 Desember. Ia juga
diperlihatkan apa yang terjadi pada dirinya dikemudian hari. Setelah itu Azlina
mendengar suara yang seperti ditujukan padanya berupa peringatan agar sadar dan
menyampaikan apa yang sudah diperlihatkan Alloh tadi kepada umat manusia. Saat Azlina berdzikir ia kembali merasakan
detak jantung dan hidup kembali.
Dari pengalaman mati suri ini Azlina mengajak
agar segera bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Alloh. Menurut keterangan pamannya Rustam
Effendi bahwa dulunya Azlina merupakan sosok yang pendiam dan kurang percaya
diri . Tapi setelah kejadian tersebut dia berubah mulai dari penampilan hingga
tingkah lakunya. Bahkan warna kulitnya pun lebih bersih dan berseri. Dan selama
ini dia lebih rajin mengerjakan sholat tahajud dan membaca Al-Qur’an.
Fenomena mati suri diteliti oleh seorang yang
meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia dr Raymond A Moody.
Hasilnya rata-rata yang memiliki pengalaman mati suri memasuki lorong waktu dan
ingin dikembalikan ke dunia. Catatan ini
juga dilengkapi dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip
Al-Qur’an yang menjelaskan orang yang mati ingin dikembalikan ke dunia. Sedang
menurut Prof Komaruddin
Hidayat, pengalaman mati suri, hanya memperkuat keyakinan agama. Secara ilmiah
sulit dibuktikan tapi sulit diingkari. Anggota badan baik itu lidah, tangan,
mata, kaki dan lain-lain akan merekam seluruh aktivitas manusia. Kalau
rekamannya bagus maka akan diberi fasilitas yang nyaman. Pesan moralnya bahwa
kehidupan manusia tidak berhenti di dunia saja, akan berlanjut di akhirat.
Orang yang sudah pernah mengalami mati suri umumnya akan berubah total
hidupnya. Mereka berusaha untuk melakukan perubahan hidupnya menjadi lebih
baik. Misal yang dulunya tidak beribadah menjadi banyak ibadah, yang dulunya
tidak membayar jadi membayar pajak.
No comments:
Post a Comment