• GOEDANG BIOGRAFI

    Saturday, June 11, 2016

    The Second Chance's; Kisah Christina Applegate Melawan Kanker Payudara




    The Second Chance's: Kisah Christina Applegate Melawan Kanker Payudara





    Pada Agustus 2008 melalui juru bicaranya memberitahu ke publik bahwa Christina Applegate sedang berjuang melawan kanker payudara. Ia sengaja melakukan deteksi dini karena ibunya juga seorang pengidap kanker payudara  dan leher rahim. Mengetahui kanker di stadium awal membuat terapi penyembuhannya lebih efektif.
    Selama lebih dari 20 tahun, aktris Christina Applegate telah membuat penonton tertawa. Saat masa remaja ia membintangi sebagai Kelly Bundy pada hit komedi “Menikah dengan Anak-anak”. Setelah itu karirnya bercabang ke layar lebar dan Broadway. Pada tahun 2007.  Christina menjadi peran utama pada sebuah serial komedia terkenal “Samantha Who?”. Dibalik keceriannya di layar TV yang memancing penonton tertawa, kabar mengejutkan datang pada April 2008 di usianya ke 36 tahun. Christina didiagnosa menderita kanker payudara. Pada awalnya ia mengatakan hidup tenang dengan penyakit. Ia melalui lima minggu bekerja tanpa memberitahu siapapun bahwa ini terjadi dalam hidupnya.
    Setelah terbebas dari kanker, ia ingin membantu wanita-wanita yang bernasib sama dengan mendesain sebuah kalung untuk membantu para penderita kanker payudara. Dalam mendesain kalungnya dia tidak bekerja sendirian, ia bekerjasama dengan desainer perhiasan ternama Alex Woo. Kalung tersebut memiliki liontin berbentuk bulat dengan pohon tumbuh di dalamnya. Sedangkan yang menjadi penyambung liontin dengan rantai kalung yaitu sebuah mawar. Bunga mawar mengingatkan dirinya saat berada di rumah sakit, kerabat serta sahabat Applegate banyak yang membawakan bunga mawar. Sedangkan tujuh daun di pohon memiliki makna tujuh hari per-minggu yang dirasakan tiap penderita kanker. Keuntungan dari penjualan kalung ini akan disumbangkan kepada yayasan kanker “Right Action for Women Foundation”.
    Sekarang, Christina terjun ke masyarakat berjuang untuk meningkatkan kesadaran diantara wanita muda, dimana barangkali mereka tidak terpikir memiliki resiko mengidap kanker. Sebagai anak dari seorang survivor kanker payudara, Christina mengatakan bahwa dirinya sudah waspada dengan mendapatkan mammogram secara teratur sejak ia berusia 30 tahun. Pada tahun 2007, dokter merekomendasikan tindakan pencegahan ekstra. Menurut dokter yang menanganinya bahwa mammogram tidak cukup bagi Christina karena payudaranya yang padat. Dokter menyarankan untuk mendapatkan MRI. Christina melakukan skrining MRI pertama tapi hasilnya menggelisahkan. Dokter mengatakan mereka perlu melakukan biopsi.
    Christina terus bekerja dan mempromosikan sitkomnya—sering disingkat komsit merupakan salah satu genre komedi yang berasal dari radio, tetapi saat ini kebanyakan hanya dapat dijumpai di televisi --- tetapi hasilnya tidak pernah jauh dari pikirannya. Seminggu kemudian dia mendapat telepon, dokter mengatakan ia kembali positif. Dokter menjelaskan bahwa kanker hanya di payudara kiri dan untungnya mereka mengetahuinya pada tahap awal. Sehari setelah didiagnosis, Christina pergi ke seorang ahli onkologi dan ahli bedah. Christina menginginkan menjalani operasi sekarang juga.
    Dalam seminggu, Christina menjalani lumpektomi pertama. Dokter juga melakukan biopsi kelenjar getah bening untuk memastikan kanker tidak menyebar. Karena kanker tertangkap awal sehingga dibutuhkan enam minggu radiasi bukan kemoterapi. Radiasi merupakan sesuatu yang sementara dan itu tidak menangani masalah. Saat itu ia harus menimbang semua pilihan saat itu. Dia diberi dua pilihan yaitu maju dengan perawatan radiasi dan melanjutkan pengujian untuk sisa hidupnya atau kedua payudaranya diangkat. Akhirnya dia mengambil keputusan yang dramatis, karena tidak mau berurusan dengan masalah ini lagi maka ia memilih payudaranya diangkat. Sebelum dia menjalani operasi, Christina meminta untuk pertama dan terkahir kalinya di panggung dengan foto telanjang. Dia ingin memiliki foto dalam jarak dekat dari setiap sudut sehingga ia merasa senang untuk mengingatnya.
    Saat Christina bertemu dengan dokter bedahnya, air matanya tumpah dan mengatakan bahwa pembedahan adalah keputusan dirinya. Pada Juli 2008, Christina menjalani operasi dan telah meninggalkan bekas luka fisik dan emosional. Menurutnya itu sangat menyakitkan. Christina mengatakan bahwa satu-satunya mastektomi yang pernah dilihatnya adalah ibunya. Operasinya pada tahun 1970-an dan tim medis tidak melakukan pekerjaan itu dengan baik, sehingga yang ada dalam benak pikirannya bahwa dia akan disembelih dan itu sangat mengerikan.
    Meskipun dia bangga dengan keputusan yang proaktif, tapi dia selalu ingat akan kerugian setiap harinya. Setidaknya dia sekali dalam sehari menangis tentang kanker yang dimiliki karena sulit untuk mengabaikan hal itu sehingga diingat terus-menerus. Tetapi ada sisi baiknya yaitu Christina tidak perlu memakai bra lagi. Dia merasa menang dalam perang melawan kanker payudara. Dia telah mengambil sikap yang sangat progresif dalam sisa hidupnya sehingga ia benar-benar berterima kasih.
    Setelah didiagnosis, Christina mengulurkan tangan untuk keluarga dan teman-teman, termasuk Melissa Ethetidge—pemenang Grammy dan survivor kanker payudara. Melissa juga berbagi pelajaran dari perjuangan melawan kanker payudara. Hal pertama kali yang Melissa katakan bahwa ini adalah berkat yang terjadi pada hidup Christina. Sekarang bisa memulai dan mengubah segalanya. Ketakutan dan ketakutan malah akan menyakitinya. Ini adalah kesempatan yang dimiliki untuk mengubah pola makan yang sehat. Menurut Christina tidak banyak orang tahu yang terjadi pada perempuan seusia dirinya (36 tahun) atau usia 20-an. Ini adalah kesempatannya untuk berjuang keras agar bisa mendeteksi dini penyakit kanker. Saat ini deteksi dini mungkin tidak datang dari mamogram. Christina akan berjuang untuk para perempuan agar memiliki akses ke MRI dan tes genetik tanpa dipungut biaya.
    Nancy Priddy ibunya Christina didiagnosa kanker payudara pada usia 38 tahun, ketika Christina baru berusia 7 tahun. Karena dia memiliki riwayat keluarga kanker payudara, Christina kemudian memutuskan diuji untuk mutasi BRCA (wanita dengan mutasi gen ini memiliki resiko 40-85 persen mengembangkan kanker payudara atau ovarium, juga meningkatkan kemungkinan bahwa kanker akan muncul kembali ). Setelah pengujian kembali positif, Christina memiliki mastektomi ganda; bedah rekonstruksi diikuti pada bulan November—hanya empat hari sebelum ulang tahunnya yang ke 37 tahun.
                    Pada bulan Agustus 2008 kurang dari sebulan setelah mastektomi ganda, rumor tentang diagnosisnya bocor ke pers. Memaksanya untuk menyampaikan ke publik mengenai pengalamannya sebelum dia merasa cukup kuat untuk berbicara hal itu. Pada bulan berikutnya, ia menghadiri Emmy Awards sebagai aktris terbaik dalam serial komedi. Gaun yang digunakan dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menyembunyikan payudaranya yang hilang.
                Christina telah meluncurkan sebuah yayasan “Right Action for Women” untuk mendanai MRI diperuntukkan bagi wanita yang tidak memiliki asuransi atau tidak mendapatkan perusahaan asuransi. Christina menemukan ada sesuatu yang aneh setelah MRI. Kalau bukan karena tes ini, dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Organisasi ini juga telah memberinya kesempatan untuk berhubungan dengan korban lainnya. Ada hubungan kekerabatan yang nyata ketika bertemu erat satu sama lainnya. Ia juga bergabung dengan survivor kanker payudara “Sheryl Crow” dan “Melissa Etheridge” di panggung “Stand Up to Cancer”. Dia juga menjadi duta “Lee National Denim Day” yaitu acara penggalangan dana untuk penelitian kanker payudara yang diadakan setiap Oktober.  
                    Pasca pemulihan dia fokus pada pengembalian keseimbangan dan menghilangkan stres dari kehidupannya. Ia mendapati berat badannya bertambah 10 kilogram, ia mencoba untuk mendapatkan bentuk tubuh kembali seperti semula. Ia berencana memasukkan kelas kebugaran beroktan tinggi boot-camp dan diet makrobatik terutama dari kangkung, beras, kacang dan tahu. Meskipun dia sesekali pernah mengkonsumsi sepotong pizza. Ia juga tidak merasa menyesal setelah makan mozarella segar dan tomat yang tak terhitung jumlahnya. Godaan lainnya yaitu pada April lalu sebuah foto Christina merokok muncul di website ini merupakan suatu langkah munafik dimana dia adalah seorang survivor kanker sekaligus penasehat. Kejadian ini membuat dirinya takut karena merasa telah berbuat kesalahan. Ia jatuh kembali pada kebiasaannya, karena tidak merokok adalah sebuah perjuangan.
                Meskipun namanya dibesarkan di TV sejak berumur 3 bulan untuk peran pertamanya di “Days of Our Lives” tetapi dia tidak suka menjadi sorotan media dimana semua mata tertuju pada dirinya. Dia merasa tidak nyaman jika pergi ke pesta. Dia lebih memilih tinggal di rumah, menonton film Katharine Hepburn, menaruh api di perapian dan bergaul dengan Martyn. Menurut Christina dia tidak berpikir akan mampu melewati semua itu tanpa Martyn. Dia pertama kali bertemu di sebuah klub musik LA sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Pasangan ini berhubungan kembali tahun lalu setelah menjalankan satu sama lain di sebuah rumah sakit lokal anak dimana keduanya kebetulan sebagai sukarelawan. Martyn orang yang menyenangkan. Semua cinta dan ketenangannya menambah hidup Christina benar-benar berharga.  Mengenai rumor baru-baru ini dia hanya menggeleng meskipun ia mengakui ingin memiliki keluarga suatu hari nanti. Christina saat ini lebih fokus pada hari demi harinya daripada menatap masa depan.

    No comments:

    Post a Comment

    Most Popular

    Featured Post

    Kisah Cinta Habibie-Ainun

    Nama lengkapnya adalah Hasri Ainun Besari, namun kemudian lebih dikenal sebagai Ainun Habibie. Dia adalah perempuan yang selalu ada d...

    Fashion

    Beauty

    Travel