The Second Chance: Melanie Subono dan Kanker Rahim
Melanie Subono, sudah tak
asing terdengar namanya di kancah dunia hiburan. Wanita kelahiran 20 Oktober
1976 di Hamburg, Jerman ini adalah anak dari Adrie Subono. Merupakan seorang
penyanyi dan presenter berkebangsaan Indonesia dengan genre rock and roll. Dia
juga telah merilis album, meski album pertamanya tak banyak mendapat sambutan
masyarakat. Ia kembali merilis album bertajuk Myself . Melanie adalah
salah satu anggota Sahabat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.
Putri dari promotor Adrie
Subono ini sudah 20 tahun berjuang melawan kanker rahim. Operasi dan perawatan
ia jalani terus. Segala upaya sudah dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ganas
tersebut. Tapi bagi Melanie tetap dibuat senang meski dirinya menderita kanker.
Kenyataan pahit itu tidak membuatnya pasrah dan menyerah begitu saja. Melanie
tak henti-hentinya mencari upaya berbagai informasi untuk kesembuhan
penyakitnya meski dokter sudah memvonisnya.
Tumor dan kanker memang
sudah menjadi penyakit biasa bagi Melanie. Penyakit kanker rahimlah yang
menjadikan dia tak bisa memiliki anak. Dirinya sempat drop ketika
melihat teman-temannya punya anak. Dan yang paling drop adalah saat adiknya
bilang hamil. Penyakit kanker yang dideritanya itu membuat penyiar Radio MNC
ini sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Ia memulai pola hidup vegetarian
dan mengurangi produk turunan hewan seperti susu, telur. Rencananya tahun 2014
sudah full vegetarian. Melanie pun memilih membuka mata dengan keadaan di
sekitarnya. Beruntung dia bekerja di jalanan. Dia bisa jauh lebih bersyukur
karena kondisi dirinya lebih baik daripada di luar sana. Tapi kalau melihat
kondisi orang lain lebih baik tentunya akan makin drop. Belajar melihat
yang berada di bawahnya agar selalu bersyukur.
Pada dasarnya semua manusia
memimpikan kesempurnaan. Semua seniman akan bermimpi untuk berkarya, semua
wanita ingin menjadi wanita sempurna. Namun terkadang mimpi tidak sesuai dengan
kenyataan. Tidak semua karya seniman diterima, tidak semua wanita mempunyai hak
yang sama untuk menjadi wanita seutuhnya. Wanita seutuhnya biasanya
diiidentikkan dengan memiliki keturunan. Dia merasa bukanlah wanita seutuhnya.
Hal itu pertama kali ia temukan saat menemukan masalah di perutnya. Awalnya
berupa kista biasa.
Kista berkembang menjadi
miom yang kemudian menjadi pendarahan. Lalu menjadi tumor sebesar bayi dan
berkembang menjadi sel kanker. Selama belasan tahun setiap akan datang bulan
hari-harinya selalu diisi dengan PMS (premenstrual syndrime/sindrom
pramenstruasi). Puluhan suntik, tabung darah diambil, operasi kecil, operasi
sedang. Lebih dari operasi caesar besar dilakukan tanpa ada tangisan
bayi. Karena jumlah hormon yang tidak seimbang dilakukan pengurangan hormon A,
penambahan hormon B, penyuntikan nuklir ke badan untuk pemeriksaan kanker, pain
killer, vitamin darah, suntikan hormon lagi, kantong darah digantung di
paha tersambung dengan slang sampai punggung dan masih banyak lagi. Sudah
puluhan tangan dokter masuk ke badan Melanie. Di tahun ke-15 ia merasakan
migren nonstop, mood berantakan, harus menerima kenyataan tidak bisa
punya anak, sedang program bayi tabung baginya adalah hal terlarang. Dia juga
tidak bisa banyak melayani suami dalam kondisi pendarahan.
Melanie mencoba mewujudkan mimpinya mulai dari
modelling, untuk go international namun harus dia sudahi karena
pada umur produktif itu adalah masa yang paling banyak berobat. Dan akhirnya ia
lari ke dunia musik dan menulis. Dengan bangga dia berhasil menelurkan hampir
tiga buku, hampir tiga album solo dan dalam tahun-tahun ini juga ia semakin
gencar menyuarakan hak asasi, hak wanita tapi sayangnya bukan hal diminati
disini.
Bulan Agustus 2011 dia belajar bahwa dirinya akan menopause
karena mengalami hot flush beberapa kali sehari. Dia punya benda yang
tumbuh lagi di kanan dan kiri perut, masing-masing mencapai ukuran 3 dan 7 cm.
Di saat seperti ini, dia tetap siap berangkat ke studio untuk menyelesaikan
album dan buku baru yang akan dipersembahkan sebelum akhir tahun. Tak lama lagi
dia akan menjalani operasi satu lagi yang akan menuntut untuk belajar duduk,
batuk, berdiri, jalan apalagi belajar bernyanyi rock. Dan tak lama lagi dia
akan menerima berpuluh pertanyaan “albumnya kok lama banget keluar? Kok power
suaranya hilang? Kok lagunya masih soal wanita?” dan lain-lain.
Pertanyaan - pertanyaan itu tidak akan
menghentikan impian Melanie. Menurutnya seni adalah obatnya. Jutaan orang jauh
lebih tidak beruntung darinya. Baginya jangan pernah berhenti bermimpi. Mimpi
adalah obat yang tidak bisa dibeli. Tidak ada yang berhak menghentikan mimpi
kita, apalagi kalau hanya didasarkan atas penilaian yang dangkal semata.
Melanie bertekad terus akan berteriak mengenai hak, kebebasan, mimpi dan
wanita.
Meski sudah pernah menderita kanker serviks,
Melanie tidak pernah menjalani kemoterapi. Dia anti kemoterapi. Masih banyak
cari lain untuk mengatasi kanker. Bahkan di luar negeri kemoterapi sudah tidak
dianjurkan. Kebanyakan juga menolak di kemoterapi karena efek dari kemoterapi
lebih mengerikan dibanding dengan kesembuhannya. Sikap Melanie ini sempat
disesalkan dokter kanker. Menurut Kepala unit deteksi dini RS Kanker Dharmais,
dr Walta Gautama, SpB(K)Onk pernyataan Melanie dikhawatrikan akan banyak pasien
yang menjauhi terapi yang benar dan memilih pengobatan alternatif.
Menurutnya efek samping dari kemoterapi memang
ada. Cara kerja obat kanker kemoterapi adalah akan menghajar sel-sel dengan
pertumbuhan cepat yang merupakan karakteristik sel-sel kanker. Sel-sel normal
yang punya sifat serupa juga akan ikut dihajar. Sebagai contoh rambut akan rontok
selama kemoterapi. Kemoterapi memang lebih cocok untuk jenis kanker yang fast
growing (pertumbuhannya cepat), tidak semua jenis kanker perlu
dikemoterapi. Dimungkinkan jenis kanker Melanie lambat. Namun saat ini sudah
ada teknologi yang mengurangi efek samping dari kemoterapi. Dan sudah ada obat
kanker cara kerjanya lebih spesifik yang disebut targeted therapy.
Selain itu perlu memilah-milah jenis kanker yang perlu atau tidak perlu
dikemoterapi.
No comments:
Post a Comment